Mohon tunggu...
Salma Saifana
Salma Saifana Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Kompos Bersama Mahasiswa KKN UNNES, PKK Ngabenrejo Siap Cegah Stunting

14 September 2025   22:33 Diperbarui: 14 September 2025   22:31 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Mahasiswa KKN UNNES bersama ibu-ibu PKK Ngabenrejo dalam program SI-KOBASTING

Sebanyak 25 anggota PKK Ngabenrejo berkumpul di balai desa untuk mengikuti kegiatan edukasi bertajuk SI-KOBASTING (Kompos Bareng Cegah Stunting) yang digagas oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES). Acara ini yang berlangsung pada Selasa, 15 Juli 2025, dirancang sebagai wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga sekaligus mendukung program pencegahan stunting.

Suasana balai desa tampak ramai dengan kehadiran ibu-ibu PKK yang penuh semangat. Mereka mengikuti jalannya acara dengan antusias, mulai dari sesi sosialisasi, diskusi, hingga praktik langsung. Kegiatan diawali dengan penyampaian materi oleh mahasiswa KKN UNNES mengenai hubungan antara kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah organik, dan risiko stunting pada anak.

Dalam sosialisasi tersebut dijelaskan bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sarang penyakit, memicu diare, infeksi, dan gangguan kesehatan lainnya. Kondisi ini berpotensi mengganggu penyerapan gizi anak, yang pada akhirnya berdampak pada risiko stunting. Oleh karena itu, edukasi pengelolaan sampah bukan hanya sekadar menjaga kebersihan, melainkan juga bagian penting dari upaya menekan angka stunting.

Setelah sesi materi, kegiatan berlanjut dengan demonstrasi pembuatan kompos menggunakan metode ember tumpuk. Metode sederhana ini dinilai efektif karena dapat dilakukan di rumah masing-masing tanpa membutuhkan lahan yang luas. Para ibu PKK diajak untuk memilah sampah organik seperti sisa sayur, buah, dan dedaunan, kemudian menatanya dalam ember khusus. Tahapan demi tahapan dijelaskan secara rinci oleh mahasiswa KKN, mulai dari pencacahan, penyusunan lapisan, penyiraman, hingga cara merawat kompos agar cepat matang.

Mahasiswa KKN UNNES mendemostrasikan pembuatan kompos
Mahasiswa KKN UNNES mendemostrasikan pembuatan kompos

Para peserta terlihat antusias, bahkan beberapa di antaranya langsung mengajukan pertanyaan seputar kendala yang biasa ditemui, seperti bau tak sedap atau munculnya hama. Mahasiswa KKN pun memberikan tips praktis, seperti menjaga kelembapan kompos, menutup rapat ember, dan menambahkan bahan kering agar proses berjalan lancar.

Sebagai bentuk dukungan keberlanjutan program, mahasiswa KKN UNNES juga menyerahkan media edukatif berjudul "Pembuatan Kompos Cegah Stunting". Media ini berisi penjelasan mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik, hubungan lingkungan bersih dengan penyerapan nutrisi anak, serta panduan cara membuat kompos yang baik dan benar. Penyerahan media ini disambut baik oleh Ketua PKK, yang berharap panduan ini bisa menjadi pegangan ibu-ibu dalam mempraktikkan kompos di rumah masing-masing.

Foto Penyerahan Media Edukasi
Foto Penyerahan Media Edukasi "Pembuatan Kompos Cegah Stunting" ke Ketua PKK Ngabenrejo

Salah satu mahasiswa KKN UNNES, Salma, menyampaikan harapannya terhadap keberlanjutan program ini. "Kami tidak ingin edukasi ini berhenti hanya pada kegiatan hari ini. Harapannya, ibu-ibu PKK bisa menerapkan ilmu yang sudah dipelajari dan membagikannya kepada warga lain. Dengan lingkungan yang lebih bersih dan gizi anak yang lebih baik, kita bersama-sama bisa mencegah stunting dan menciptakan generasi sehat di masa depan," ujarnya.

Respon positif juga datang dari para anggota PKK. Mereka menilai kegiatan SI-KOBASTING bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga memberi keterampilan praktis yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ibu bahkan mengaku tertarik untuk segera mencoba membuat kompos di rumah sebagai langkah kecil menjaga lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun