Kunci Kuantitas mengarahkan untuk memberikan informasi dalam jumlah yang seimbang --- tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit. Dalam percakapan seputar kesedihan, hal ini bisa jadi tidak efektif. Seorang teman yang dalam kondisi terpuruk mungkin akan berbagi banyak cerita, mengeluarkan segala yang ada diisi kepalanya. Dalan hal ini, berbagi cerita yang banyak mencerminkan kebutuhan pembicara untuk menetralisir kesedihan mereka, meskipun hal itu melanggar norma percakapan. Pendengar harus merespons emosional ini dengan rasa empati---mendengarkannya secara tulus tanpa menuntut apapun. Atau bisa jadi mereka mungkin tidak banyak yang dikatakan, hal ini tentu menguji pendengar untuk menanggapinya secara tepat.
2. Maksim Relevansi: Kesedihan Mengalihkan Fokus
Biasanya, kita diarahkan untuk mengikuti maksim relevansi, dengan memberikan informasi yang berhubungan langsung dengan percakapan. Namun, kesedihan sering kali mengalihkan fokus secara tak terduga. Beberapa penutur mungkin membagikan topik tidak relevan dan acak karena emosi bisa menjadi pemicu mereka tidak memperhatikan alur percakapan. Hal ini, mungkin sebagai cara mereka mengalihkan emosional yang dirasakannya dengan bergerak dari topik yang satu ke topik lainnya. Emosi yang rumit seringkali sulit untuk dikontrol dan dipahami orang lain, bahkan oleh diri sendiri. Maka dari itu, tetap berikan empati kepada mereka, pahami dan hargai keadaan yang mereka alami, hindari keberpihakan apapun.
3. Maksim Cara: Informasi Tidak Teratur
Prinsip lain Grice yakni tentang cara bersikap mendorong kejelasan, tetapi kesedihan sering kali menimbulkan pikiran yang tidak teratur atau bertentangan. Seseorang mungkin berkata, "Saya baik-baik saja... tetapi saya tidak baik-baik saja." Ungkapan kontradiktif tersebut memperlihatkan bagaimana kompleksitas kesedihan menghambarkan perasaan yang dialami, yang membingungkan pendengarnya. Namun, ini bisa menandakan bahwa orang tersebut kesulitan untuk mengekspresikan emosi mereka dengan lebih terbuka.
4. Maksim Kualitas: Memutarbalikkan Kebenaran
Maksim Kualitas adalah aturan untuk mengatakan kebenaran, tetapi dalam suasana terpuruk, orang terkadang memutarbalikkan kebenaran untuk menutupi beban diri mereka sendiri atau orang lain. Seseorang mungkin berkata, "Saya baik-baik saja, sungguh" dengan nada yang mencoba untuk meyakinkan meskipun sebenarnya tidak. Mereka menghindari membebani orang lain dengan rasa sakit mereka. Pelanggaran ini dibuat sebagai strategi menjauhkan diri mereka dari percakapan yang terlalu sulit untuk terbuka.
Melanggar prinsip-prinsip kerja sama dari Grice ini tidak berarti komunikasi telah gagal. Sebaliknya, hal ini menjadi rambu bahwa dalam komunikasi tertentu tidak selalu ketat pada aturan, dalam hal kesedihan mereka ingin merasa terbebas dengan cara lain yang menyembuhkan emosi yang dirasakannya. Pragmatik membantu kita memahami pelanggaran ini sebagai penyesuaian terhadap realitas emosional kesedihan, bukan kegagalan percakapan. Pragmatik adalah tentang bahasa yang kuat untuk terhubung dengan lawan bicara. Saat berbicara tentang kesedihan, pilihan kata dapat menjembatani jalur yang lebih nyaman dan tepat untuk dikomunikasikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI