Mohon tunggu...
Salma Khaerunnisa
Salma Khaerunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

There may be no end to our journey of dreams. So let’s take a break for today

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kobaran Api Menyala di Depan Mata

13 November 2020   07:20 Diperbarui: 26 November 2020   06:23 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari akun twitter @RadioElShinta https://t.co/ma0QrCWoFX

Skenario terburuknya adalah jika api menyentuh daun yang lain dan membakar pohon, maka akan merambat ke pohon lain, menuju musola yang ada didekat situ dan bergeser ke rumah Nenek Haji lalu kerumah Nenekku yang tepat sekali bersebelahan. Damkar! Damkar mana Damkar! Sudah kacau seperti ini tidak ada tanda-tanda kedatangannya pula.

La Haula Walla Quwwata Illa Billah

Aku terus merapalkan dzikir, ayat al-Qur'an dan doa doa yang aku ingat. Aku yakin Allah menolong hamba-Nya yang sedang kesulitan.

Terdengar suara Nenek Haji yang sedang mengaji dirumahnya, menambah haru-biru ditengah kejadian seperti ini. Menambah keyakinanku bahwa Allah akan memberi pertolongan.

Kulihat Paman Dadang mendekati toko mebel bagian belakang berusaha memadamkan api
yang berdekatan dengan pohon. Melihat itu warga pun ikut membantu Paman Dadang membawa air lebih dekat ke kejadian.

Alhamdulillah, api tidak melebar ke pohon lain. Warga berteriak lega, setidaknya meminimalisir api untuk tidak mengenai rumah lain.

Baru saja satu masalah selesai, aku mendengar teriakan anak kecil, mereka menangis dengan keras.

"Mamah!!! Mamah dimana!!!"

Astaga ternyata itu adalah anak dari Bi Yuni, kenapa bisa mereka ada disini?

"Lisa, Nazwa, jangan nangis ya. Mamah mah ada lagi dirumah Bi Muti diseberang, Mamah gak kenapa-kenapa kok" suara Mamaku menenangkan mereka

"Ayang, bawa anak-anak kebelakang rumah. Suruh mereka jangan liat api, kasian takutnya nanti trauma." perintah Mama dengan lembut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun