Konsumen modern makin peduli terhadap praktik ramah lingkungan. Pendekatan hijau ini memperkuat citra merek sebagai pelaku usaha beretika dan bertanggung jawab lingkungan, sejalan dengan prinsip Slow Food yang mempromosikan lokalitas dan tradisi berkelanjutan.
Dapat disimpulkan bahwa aspek lingkungan hidup pada bisnis Gudeg Djogdja Jawara yaitu telah mengambil langkah signifikan dalam menerapkan praktik lingkungan berkelanjutan melalui pemilihan bahan baku alami, peralatan higienis, dan sistem pengelolaan limbah organik berbasis circular economy. Dengan menanamkan proses komposting yang terkelola baik, dokumentasi SOP, dan pembuatan kompos lokal, usaha ini tidak hanya menjaga higienitas dan keamanan pangan, tetapi juga mengurangi dampak lingkungan dan memperkuat citra sosialnya. Optimisasi lebih lanjut akan memperluas peluang kemitraan komunitas, diversifikasi produk lingkungan, dan mendukung kesinambungan usaha jangka panjang dalam ekosistem kuliner tradisional yang berwawasan hijau.
Pengelolaan lingkungan yang baik juga berdampak pada dimensi sosial dan ekonomi bisnis, dari peningkatan loyalitas konsumen hingga efisiensi biaya operasional. Komitmen terhadap keberlanjutan ini menjadikan Gudeg Djogdja Jawara tidak hanya relevan secara budaya dan rasa, tetapi juga sebagai pelaku ekonomi lokal yang selaras dengan nilai-nilai masa depan: hijau, sehat, dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Gudeg Djogdja Jawara merupakan sebuah usaha kuliner tradisional yang lahir dari semangat kewirausahaan Ibu Yanti pada tahun 2019, tepat sebelum pandemi COVID‑19 melanda. Inisiatif awal yang dimulai dari penjualan tahu dan tempe bacem, lambat laun berkembang menjadi bisnis kuliner yang berfokus pada makanan khas Yogyakarta, yaitu gudeg. Dengan menghadirkan cita rasa autentik melalui pembelajaran langsung ke Yogyakarta dan mengadopsi pendekatan kuliner tradisional yang berkualitas, usaha ini mampu menjangkau konsumen lebih luas dan mendapat respon positif dari masyarakat.
Dari sisi legalitas, Gudeg Djogdja Jawara telah memiliki izin dari RT/RW, namun masih dalam proses penyelesaian dokumen utama seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP‑IRT), dan izin edar dari BPOM. Kepemilikan legalitas formal sangat penting untuk memperkuat legitimasi bisnis, membuka akses terhadap pembiayaan, pelatihan, dan peluang ekspor serta menjadi dasar kepercayaan konsumen.
Melalui sistem OSS, pelaku UMKM seperti Gudeg Djogdja Jawara bisa mendapatkan NIB sebagai identitas resmi. Sertifikasi dari BPOM dan label halal (jika diperlukan) juga akan memberikan nilai tambah signifikan. Hal ini membuktikan bahwa pemenuhan regulasi bukan hanya kewajiban hukum, namun juga bentuk tanggung jawab sosial dan strategi peningkatan daya saing.
Kemudia dalam aspek pasar, Gudeg Djogdja Jawara telah menerapkan strategi segmentasi yang tepat. Produk utama seperti gudeg menyasar kalangan usia 40 tahun ke atas yang menggemari cita rasa klasik, sementara produk pendamping seperti tahu, tempe, dan telur bacem dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia.
Namun, usaha ini juga menghadapi tantangan dari persaingan ketat dengan pedagang kaki lima, restoran, dan produk siap saji di supermarket. Oleh karena itu, pengembangan pasar dilakukan dengan strategi yang sistematis, antara lain :
- Penetrasi ke wilayah baru di Bekasi dan Jabodetabek,
- Penyediaan layanan katering untuk acara besar,
- Digital marketing melalui media sosial (Instagram, TikTok),
- Partisipasi dalam festival kuliner dan kolaborasi dengan hotel atau restoran.
Selain itu, Gudeg Djogdja Jawara juga memahami pentingnya perilaku konsumen, seperti preferensi terhadap harga terjangkau, kemasan tradisional, dan konten visual melalui food influencer. Strategi ini selaras dengan perubahan tren konsumsi makanan tradisional oleh generasi muda.
Secara aspek teknis, produksi gudeg dilakukan dalam skala kecil dengan teknologi tradisional, seperti pemasakan manual menggunakan panci besar dan api kecil, yang menjaga keaslian rasa. Lokasi produksi yang strategis di Bekasi Timur memberikan keunggulan dalam efisiensi logistik dan kontrol kualitas.