Namun, sertifikasi pangan tradisional seperti SPP‑IRT bukan hanya prosedur administratif, tetapi merupakan jaminan keamanan kesehatan, mutu, dan kepercayaan konsumen. Lebih lanjut, di sektor halal, regulasi serupa seperti Undang‑Undang No. 33 Tahun 2014 mendorong sertifikasi halal yang menambah nilai produk dan meningkatkan daya saing UMKM di pasar lokal maupun global. Dalam usaha Gudeg Djogdja Jawara, memiliki sertifikat SPP‑IRT dan BPOM akan memberi keuntungan komparatif: meyakinkan konsumen, memperkuat legitimasi usaha, serta membuka akses pasar makanan Horeka, e‑commerce, atau ekspor jika tertuju sesuai regulasi syariah (halal). Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan dalam pelaksanaan SPP‑IRT sangat dipengaruhi oleh sinergi antara BPOM, Dinas Kesehatan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), serta pelaku UMKM sendiri. Cakupan panduan berupa :
- Verifikasi dokumen NIB,
- Sosialisasi keamanan pangan,
- Inspeksi sarana produksi,
- Audit internal,
- Verifikasi lapangan,
- Penerbitan sertifikat dalam jangka maksimal 20 hari kerja,
- Masa berlaku lima tahun,
- Serta pelaporan insiden pangan dengan sanksi administratif jika terjadi pelanggaran
Berdasarkan peraturan dan temuan lapangan, berikut rekomendasi terstruktur untuk Gudeg Djogdja Jawara :
- Proses OSS dan NIB
- Selesaikan pendaftaran OSS, pilih klasifikasi kegiatan UMKM kuliner, dan dapatkan bukti NIB untuk akses legal.
- Registrasi e‑sertifikasi BPOM
- Buat akun, susun dokumen seperti layout dapur, SOP kebersihan, sistem label, audit internal, dan ajukan SPP‑IRT.
- Koordinasi antar lembaga
- Libatkan RT/RW, Dinkes, DPMPTSP, dan BPOM secara aktif untuk percepatan.
- Implementasikan sistem SMKPO
- Bangun tim keamanan pangan, dokumen manual, serta audit internal semesteran.
- Sertifikasi ulang dan perpajakan
- Pantau dan ajukan perpanjangan lima tahun sebelum habis, serta siapkan perubahan jika ada ekspansi usaha.
- Sertifikasi halal (opsional)
- Pertimbangkan komitmen syariah dengan mendaftarkan ke BPJPH/MUI, sesuai UU Produk Halal No. 33/2014, terutama jika target pasar muslim besar.
2. Aspek Pasar
Gudeg Djogdja Jawara telah mengimplementasikan segmentasi pasar yang tepat dengan membedakan produk utama dan pendamping sesuai kelompok usia berbeda :
- Produk gudeg / nangka muda: difokuskan untuk konsumen dewasa (≥ 40 tahun), mengingat cita rasa yang kompleks dan autentik lebih diapresiasi oleh segmen ini.
- Produk tahu bacem, tempe bacem, dan telur bacem: menyasar konsumsi yang lebih inklusif, mulai dari anak-anak (≥ 6 tahun) hingga dewasa, karena karakter rasa yang lebih familiar dan universal.
Pendekatan ini sesuai dengan prinsip pemasaran diferensiasi yaitu menyesuaikan bauran produk dengan segmen sesuai preferensi dan kebutuhan strategi efektif dalam mempertahankan loyalitas dan meningkatkan penetrasi pasar. Meskipun, Wilayah Bekasi menghadapi persaingan bisnis kuliner tradisional dari berbagai tipe :
- Pedagang kaki lima dan warung (informal/street vendors),
- Restoran formal dan warung kopi,
- Supermarket kemasan yang telah menyediakan gudeg siap saji.
Menurut Suryadarma dkk., persaingan terketat sering bersumber dari pedagang kaki lima, bukan supermarket, karena fleksibilitas harga dan lokasi. Supermarket dan restoran memang menawarkan kenyamanan, namun tingkat loyalitas masih didominasi pelaku tradisional karena faktor sosial, harga, dan interaksi langsung. Maka, untuk pengembangkan strategi pasar pada Gudeg Djogdja Jawara ini memerlukan strategi yang terstruktur untuk optimalisasi penetrasi pasar :
- Penetrasi Wilayah Baru di Bekasi
- Identifikasi area Bekasi Timur/Barat yang belum terjangkau, lalu tentukan lokasi potensial berdasarkan kepadatan penduduk dan tingkat pendapatan.
- Analisis Pasar Jakarta Timur & Sekitarnya
- Studi demografis dan perilaku konsumen di Jakarta Timur untuk memetakan peluang ekspansi.
- Ekspansi ke Jabodetabek
- Pendekatan multi-channel melalui kerjasama reseller/retailer, pengiriman via logistik lokal, dan promosi digital menjangkau wilayah yang lebih luas.
- Catering Acara Besar
- Menyediakan paket pesanan untuk perusahaan, acara kantor, gathering, dan undangan spesial – strategi serupa dengan segmentasi produk dine-in dan take-away pada coworking space.
- Digital Marketing di Instagram & TikTok
- Berdasarkan riset Generation Z, influencer dan konten visual efektif menggerakkan konsumsi makanan tradisional . Konten kuliner tradisional dengan storytelling lokal dan visual appealing dapat menjangkau generasi muda.
- Partisipasi Festival Kuliner & Pameran UMKM
- Memberikan eksposur lebih luas, membangun brand awareness, dan memungkinkan interaksi langsung dengan konsumen serta stakeholder kuliner.
- Kolaborasi dengan Hotel & Rumah Makan
- Menjalin kemitraan dengan segmen Horeka (hotel–restaurant–café) untuk mendistribusikan produk sebagai menu pelengkap atau bagian paket sajian tradisional.
Maka, dapat dianalisi bahwa atribut harga, kemasan, lokasi, dan rasa secara signifikan memengaruhi keputusan pembelian makanan tradisional, ukuran porsi cenderung tidak dominan. Artinya, selain rasa autentik dan kemasan tradisional, Gudeg Djogdja Jawara perlu memperhatikan aspek harga kompetitif dan aksesibilitas lokasi tokonya atau titik distribusi. Maka, kelangsungan pasar tradisional menekankan pentingnya :
- Segmentasi pelanggan yang jelas,
- Fleksibilitas jam operasional,
- Modifikasi model distribusi,
- Jaringan informasi yang efisien,
- Dinamika harga melalui sistem informal peer group/social tie
Bisnis gudeg dapat menerapkan konsep serupa seperti menentukan waktu operasional optimal (misalnya jam makan siang dan malam), memanfaatkan komunitas lokal, serta membangun hubungan mutu dan harga dengan konsumen setia. Namun, Hasil penelitian terhadap Generation Z menunjukkan bahwa :
- Nilai utilitarian (fungsional seperti harga terjangkau dan gizi) berpengaruh kuat terhadap keputusan konsumsi.
- Peran food influencer juga mempengaruhi dalam membentuk minat melalui konten visual menarik, meski efeknya bersifat mediasi
Maka, Gudeg Djogdja Jawara disarankan memadukan konten edutainment (misalnya video proses pembuatan gudeg) serta kampanye pemasaran berbasis nilai keberlanjutan dan lokalitas (sustainability value). Maka, mengenai aspek pasar Gudeg Djogdja Jawara dapat dirangkakan strategi dari pemetaan pelaksanaan berikut :
Maka, dapat disimpulkan bahwa Strategi Gudeg Djogdja Jawara telah menerapkan segmentasi yang tepat dengan menyasar konsumen dewasa untuk gudeg dan pasar luas untuk pelengkap. Dilengkapi dengan langkah-langkah pengembangan pasar seperti catering, kerjasama Horeka, dan digital marketing, bisnis ini potensi tumbuh signifikan di tengah persaingan ketat.