Meliputi anggaran untuk content production (foto, video), iklan Instagram atau TikTok, serta kerjasama dengan influencer lokal. Studi menunjukkan bahwa digital marketing signifikan meningkatkan kinerja dan performa keuangan SMEs.
Namun, untuk proyeksi arus kas menunjukkan stabilitas, dengan puncak penjualan pada akhir bulan, namun terdapat fluktuasi selama bulan berjalan. Untuk meningkatkan perputaran operasional dan arus kas seperti :
- Diversifikasi hari produksi selain akhir bulan, jadwalkan produksi pada tanggal 10-12 dan 20-22 agar permintaan tersebar rata.
- Manajemen persediaan strategis berupa adopsi pendekatan Just-In-Time dan safety stock berdasarkan studi kasus pada food SMEs menunjukkan peningkatan performa dan efisiensi biaya persediaan.
Dengan inventory optimization, periode pengembalian modal dapat dipercepat dan kelebihan modal kerja diminimalkan yang dimana digitalisasi (pembayaran, pemasaran, CRM) berpengaruh positif pada performa keuangan UMKM kuliner di Indonesia. Maka, Dengan alokasi investasi pada aspek produksi, teknologi, legalitas, dan pemasaran digital disertai perbaikan sistem laporan, Gudeg Djogdja Jawara dapat memperkuat struktur modal, mempercepat siklus kas, dan meningkatkan skala usaha. Langkah-langkah ini didukung temuan ilmiah dan dapat mendukung tujuan jangka panjang: peningkatan efisiensi, ekspansi berkelanjutan, dan daya saing yang kokoh di pasar kuliner tradisional.
5. Aspek Manajemen Organisasi
Gudeg Djogdja Jawara menerapkan struktur organisasi sederhana namun efektif, yang terdiri dari empat orang dengan peran fungsional jelas, sebagai berikut :
- Ibu Yanti bertindak sebagai pemimpin produksi, bertanggung jawab atas keseluruhan proses memasak gudeg dan standar kualitas.
- Ibu Nuriyah menangani pencatatan keuangan dan administrasi, mencatat pemasukan serta pengeluaran secara manual.
- Bapak Iim bertugas sebagai pengelola bahan dan alat, mengontrol rantai pasok dan persediaan.
- Bapak Sujiman berfokus pada pemasaran dan penjualan, mengembangkan saluran distribusi serta strategi promosi.
Pendekatan ini masuk dalam model functional structure, di mana setiap fungsi operasional dijalankan oleh individu kompeten model yang umum dan efektif untuk usaha mikro dan kuliner kecil. Struktur fungsional tersebut memudahkan alur kerja dan meningkatkan efisiensi. Setiap anggota memahami tugasnya sehingga mengurangi ketidaksinkronan dan konflik. Ini sejalan dengan prinsip bahwa struktur organisasi harus mendukung strategi bisnis dalam hal ini, menjaga kualitas rasa autentik dan efisiensi operasional. Selain itu, Komunikasi rutin sangat penting. Beberapa praktik yang sudah diterapkan :
- Koordinasi berkala, termasuk rapat singkat harian atau mingguan untuk sinkronisasi antara produksi, stok, pemasaran, dan keuangan;
- Pelaporan real-time, misalnya catatan stok dan penjualan langsung dibicarakan agar respons terhadap perubahan bisa cepat.
Hal ini sesuai dengan rekomendasi untuk bisnis kuliner kecil lainnya, yang menekankan pentingnya peran pemilik dan tim dalam pengambilan keputusan kapan pun diperlukan, serta penggunaan komunikasi langsung untuk mencegah hambatan operasional. Kemudian, Untuk menjaga konsistensi operasional dan kualitas gudeg, langkah berikut yang dilakukan sangat penting seperti :
- Menyusun SOP (Standard Operating Procedure) untuk tiap fungsi produksi, pencatatan keuangan, persediaan, dan pemasaran.
- Mendokumentasikan best practices, seperti resep, metode memasak, dan tata kelola stok berguna bagi pelatihan karyawan baru dan transfer keahlian.
- Penggunaan flowchart dan check sheet sebagaimana ditemukan efektif di gudeg restoran lain dalam menerapkan Total Quality Management (TQM)
Selain itu, bisnis Gudeg ini melalukan monitoring dan evaluasi kerja yang menggunakan indikator operasional (KPI) sederhana yang dapat memungkinkan sangat bermanfaat untuk organisasi pada bisnis ini, seperti :
- Produksi sesuai rencana harian/mingguan,
- Akurasi stok bahan baku,
- Kecepatan respons pemesanan,
- Margin keuntungan per produk.
Dengan pemantauan rutin, organisasi dapat menyesuaikan strategi operasional dan memperbaiki proses yang tidak memenuhi target, seperti dilema kekurangan bahan atau fluktuasi penjualan.
Struktur yang diterapkan saat ini cenderung bersifat flat atau mendatar—manajemen minimal dengan otonomi tinggi bagi setiap peran. Pendekatan ini tepat untuk usaha kecil (<10 orang), memfasilitasi akses langsung ke pemilik, meningkatkan kecepatan pengambilan keputusan, dan membangun rasa kepemilikan di antara staf.
Namun, organisasi juga harus memantau kemajuan usaha. Saat skala tumbuh (misalnya staf bertambah atau jumlah produksi meningkat), mungkin dibutuhkan lapisan manajerial tambahan atau tim pendukung (struktur hybrid). Prinsip "structure follows strategy" menyarankan organisasi menyesuaikan susunan internal dengan kebutuhan dan visi bisnis ke depan. Menurut teori VSM untuk mikro cocok diterapkan melalui rapat rutin, peninjauan kinerja dan evaluasi proses yang melibatkan seluruh anggota. Maka, Â komponen dasar organisasi mikro yang perlu diperhatikan adalah :
- System 1 (Operasi) yaitu Produksi & stok,
- System 2 (Koordinasi) yaitu Supervisor (pemilik/pengelola),
- System 3 (Kontrol) yaitu Monitoring mutu dan operasi,
- System 4 (Intelijen) yaitu Merespon permintaan pasar, perencanaan jangka panjang,
- System 5 (Kebijakan) yaitu Penetapan arah strategis, pengembangan organisasi