Mohon tunggu...
Salamuddin Uwar
Salamuddin Uwar Mohon Tunggu... Penikmat Air Putih

Smart and Good Citizenship

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Pancasila sebagai Pendidikan Multikultural di Sekolah

15 September 2025   19:20 Diperbarui: 15 September 2025   19:20 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: opiniremaja.com)

 

Berangkat dari kondisi realitas masyarakat Indonesia yang plural serta munculnya berbagai konflik sosial yang mengatasnamakan suku, agama, ras, dan antar golongan dalam beberapa dekade terakhir ini, maka sangat penting untuk dilakukan upaya penyadaran secara dini kepada seluruh elemen anak bangsa. Upaya penyadaran akan kemajemukan bangsa ini perlu dibangun dan didukung oleh semua pihak, salah satu upaya itu adalah melalui pendidikan multikultural. Sebagaimana pandangan Azyumardi Azra, bahwa pembentukan masyarakat multikultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya, harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated, dan berkesinambungan. Dan salah satu strategi penting itu adalah melalui pendidikan multikultural yang dapat berlangsung dalam setting pendidikan formal atau informal, langsung atau tidak langsung.

Dalam konteks yang luas, pendidikan multikultural mencoba membantu menyatukan bangsa secara demokratis, dengan menekankan pada perspektif pluralitas masyarakat di berbagai suku, etnik, kelompok budaya yang berbeda. Dengan demikian, sekolah dikondisikan untuk mencerminkan praktik dari nilai-nilai demokrasi. Kurikulum juga diharapkan menampakkan aneka kelompok budaya yang berbeda dalam masyarakat, bahasa, dan dialek; di mana para peserta didik lebih baik berbicara tentang rasa hormat di antara mereka dan menjunjung tinggi nilai-nilai kerja sama, dari pada membicarakan persaingan dan prasangka di antara mereka yang berbeda dalam hal ras, etnik, budaya maupun status sosialnya.

Pentingnya Pendidikan Multikultural

Penyelenggaraan pendidikan multikultural di sekolah diyakini dapat menjadi solusi nyata bagi konflik dan disharmonisasi yang terjadi di masyarakat, khususnya yang kerap terjadi di masyarakat Indonesia yang secara realitas plural. Dengan kata lain, pendidikan multikultural dapat menjadi sarana alternatif pemecahan konflik sosial budaya. Selain sebagai sarana alternatif pemecahan konflik, pendidikan multikultural juga dianggap signifikan dalam membina peserta didik agar tidak tercerabut dari akar budaya yang ia miliki sebelumnya, tatkala ia berhadapan dengan realitas sosial-budaya di era globalisasi.

Pendidikan Multikultural menurut James Banks adalah konsep atau ide sebagai suatu rangkaian kepercayaan (set of believe) dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis dalam membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, dan kesempatan-kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun negara. Sementara itu, menurut Hilda Hernandez mengartikan pendidikan multikultural sebagai perspektif yang mengakui realitas politik, sosial, dan ekonomi yang dialami oleh masing-masing individu dalam pertemuan manusia yang kompleks dan beragam secara kultur, dan merefleksikan pentingnya budaya, ras, seksualitas dan gender, etnisitas, agama, status sosial, ekonomi, dan pengecualian-pengecualian dalam proses pendidikan.

Selaian itu, Pendidikan Multikultural dianggap penting, karena strategi pendidikan ini dipandang memiliki keutamaan-keutamaan sebagai berikut: Pertama. Memberikan terobosan baru pembelajaran yang mampu meningkatkan empati dan mengurangi prasangka peserta didik sehingga tercipta warganegara yang mampu menyelesaikan konflik dengan tanpa kekerasan (nonviolent); Kedua. Menerapkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang potensial dalam mengedepankan proses interaksi sosial dan memiliki kandungan afeksi yang kuat; Ketiga. pendidikan multikultural membantu guru memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam membangun komitmen dan kolaborasi yang tinggi dalam kehidupan masyarakat yang serba majemuk; Keempat. Memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia dalam penyelesaian dan mengelola konflik yang bernuansa SARA yang timbul di masyarakat dengan cara meningkatkan empati dan mengurangi prasangka.

Secara garis besar, paradigma pendidikan multikultural diharapkan dapat menghapus streotipe, sikap dan pandangan egoistik, individualistik dan eksklusif di kalangan peserta didik. Oleh karena itu, cukup proporsional jika proses pendidikan multikultural diharapkan membantu para peserta didik dalam mengembangkan proses identifikasi terhadap budaya, suku bangsa, dan masyarakat global. Pengenalan kebudayaan dimaksudkan sebagai upaya memperkenalkan pada peserta didik tentang berbagai jenis tempat ibadah, lembaga kemasyarakatan dan sekolah, serta pengenalan suku bangsa. Hal ini dimaksudkan untuk melatih peserta didik untuk bisa hidup sesuai dengan kemampuannya dan berperan positif sebagai warganegara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sementara lewat pengenalan secara global diharapkan peserta didik memiliki pemahaman tentang peran penting sebagai warga dunia dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan global yang semakin dinamis.

Implementasi Pendidikan Multikultural di Sekolah

Pengimplementasian pendidikan multikultural di sekolah perlu mendapat perhatian dari semua pihak, terutama guru sebagai ujung tombak penanaman nilai-nilai multikultural, mengingat guru memiliki peran penting dalam mendorong peserta didik untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya yang ada di sekitarnya. Para guru tidak hanya bertanggung jawab untuk mengajarkan materi pelajaran akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai sosial yang mendukung terciptanya keharmonisan dalam keberagaman. Salah satu tugas utama guru adalah mengajarkan nilai-nilai yang mengarah pada pengertian, toleransi, dan penghargaan terhadap budaya lain yang menjadi dasar dari pendidikan multikultural.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun