universitas aisyiyah yogyakarta
Gambaran Umum dan Data Bencana di Indonesia
Materi ini membahas tentang Badan Penanggulangan Bencana Muhammadiyah, atau yang dikenal sebagai
Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Dokumen ini menyajikan data bencana di Indonesia per 13 Agustus 2025, mencatat total
2.170 kejadian. Bencana yang paling sering terjadi adalah banjir (1.166 kejadian), cuaca ekstrem (421 kejadian), dan kebakaran hutan dan lahan (361 kejadian). Dampak dari bencana-bencana ini mencakup 316 orang meninggal, 29 orang hilang, 522 orang luka-luka, dan lebih dari 4,7 juta orang mengungsi.
Siklus dan Kesiapsiagaan Bencana
Materi ini menjelaskan bahwa bencana adalah peristiwa yang mengancam kehidupan dan penghidupan masyarakat, yang dapat disebabkan oleh faktor alam, non-alam, maupun manusia. Siklus penanggulangan bencana meliputi:
Mitigasi: Upaya pencegahan.
Kesiapsiagaan: Peringatan dini.
Respons: Aksi tanggap darurat, termasuk pencarian dan penyelamatan.
Pemulihan: Rehabilitasi dan rekonstruksi.
Dokumen ini juga memberikan panduan kesiapsiagaan untuk berbagai jenis bencana:
Gempa Bumi: Jika berada di dalam ruangan, disarankan untuk tidak panik, merunduk, berlindung di bawah meja, dan berpegangan erat (teknik DROP, COVER, HOLD ON). Segera keluar ruangan jika dekat dengan pintu dan jauhkan diri dari jendela atau benda yang mudah pecah.
Cuaca Ekstrem: Jika di luar ruangan, segera membungkuk, duduk, dan peluk lutut ke dada. Hindari tempat terbuka, pohon besar, dan bangunan tinggi. Jika di dalam ruangan, tutup jendela, pintu, dan matikan semua listrik.
Kebakaran di Sekolah: Ketika terjadi kebakaran, langkah-langkah yang harus diambil adalah mengaktifkan alarm, melakukan evakuasi cepat dan tertib, menggunakan APAR jika api masih kecil, memutus aliran listrik, dan menghubungi pemadam kebakaran.
Respon MDMC
Sejak 2010 hingga 2025, MDMC telah merespons 1.541 kejadian di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, mereka telah melakukan respons di 33 dari 38 provinsi di Indonesia. MDMC juga terlibat dalam respons kemanusiaan di luar negeri.
 Definisi dan Ciri-Ciri Kesehatan Mental
Kesehatan mental didefinisikan sebagai kondisi emosional, kognitif, dan perilaku yang stabil, memungkinkan individu beradaptasi dengan lingkungan dan mengatasi stres sehari-hari. Seseorang yang sehat mental terhindar dari gangguan jiwa. Ciri-ciri orang yang sehat mental meliputi:
Emosional dan Sosial: Mampu mengenali dan mengendalikan emosi, berempati terhadap orang lain, memotivasi diri, membangun hubungan sosial yang positif, serta menunjukkan perilaku prososial seperti menolong dan berbagi.
Kognitif dan Perilaku: Memiliki kemampuan berpikir kritis, fleksibilitas kognitif, kreativitas, dan regulasi diri. Mereka juga memiliki pola hidup teratur, menghindari perilaku berisiko seperti narkoba, dan mampu menempatkan kepentingan pribadi sejalan dengan kepentingan kelompok.
Stres dan Kecemasan
Stres dan kecemasan adalah kondisi yang umum dialami. Stres adalah respons yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan sumber stres. Sementara itu, kecemasan adalah keadaan khawatir akan sesuatu yang buruk akan terjadi. Penanganan kecemasan dapat dilakukan dengan menerima kecemasan, melakukan aktivitas perilaku seperti olahraga dan tidur sehat, Cognitive Behavioral Therapy (CBT), dan Mindfulness-Based Interventions.
Gangguan Mood
Gangguan mood atau
mood disorder adalah gangguan mental yang memengaruhi keadaan emosi seseorang, menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem, seperti kebahagiaan atau kesedihan yang ekstrem, dalam jangka waktu lama. Dokumen ini membahas dua jenis gangguan mood:
Gangguan Depresi (Unipolar): Gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan kehilangan minat pada hal-hal yang disukai.
Gangguan Bipolar: Gangguan jiwa yang menyebabkan perubahan mood, energi, dan tingkat konsentrasi yang tidak biasa dan drastis.
Dampak Gangguan Identitas Gender
Gangguan identitas gender dapat berdampak pada beberapa aspek, yaitu:
Psikologis: Menyebabkan kecemasan, depresi, dan risiko bunuh diri atau self-harm.
Sosial: Individu dapat mengalami stigma, diskriminasi, dan penolakan yang berujung pada isolasi sosial.
Kesehatan Fisik: Stres kronis dapat memengaruhi kesehatan fisik, seperti gangguan tidur dan tekanan darah.
Brain Rot
Brain rot, atau "pembusukan otak", adalah istilah untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif, perhatian, dan emosi akibat konsumsi konten digital dangkal yang berlebihan, terutama dari media sosial dan video pendek. Dampak dari
brain rot antara lain:
Menurunnya fokus dan konsentrasi.
Gangguan regulasi emosi.
Kecanduan digital dan dopamine doomscrolling.
Menurunnya kemampuan berpikir kritis.
Risiko depresi dan kecemasan.
Membangun Kesehatan Mental yang Tangguh
Dokumen ini menyarankan beberapa cara untuk membangun kesehatan mental yang tangguh, antara lain:
Mengelola waktu agar tidak menumpuk stres.
Membangun jaringan sosial dan memiliki
support system.
Melakukan
self-care seperti tidur cukup, makan sehat, olahraga, dan hobi.
Menerapkan
coping adaptif seperti problem solving dan journaling.
Memiliki pola pikir positif, berani mencari bantuan profesional jika diperlukan, dan memiliki tujuan hidup yang jelas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI