BARBERSHOP GOES TO SCHOOL
Penulis: Saiful Amri
Kehidupan di pedesaan seperti tidak dapat membedakan antara Barbershop dan Tukang Cukur Tradisional karena perlahan perubahan itu terjadi pada diri pekerja/tukang cukur itu sendiri, seperti penambahan alat-alat cukur yang lebih modern, penampilan ruang cukur yang bertambah modis, fasilitas ruang cukur yang lebih lengkap, dan perubahan lainnya padahal tukang cukur/pekerjanya sama orangnya. Diakui dulu dijumpai tukang cukur keliling tapi itu sudah lama sekitar tahun 1990-an. Kemudian tukang cukur mangkal yang biasanya dijumpai di pertigaan atau perempatan jalan yang dianggap lebih strategis agar terlihat banyak orang yang lalu lalang dan mudah dijangkau. Tempat cukur tersebut diberi nama "Barbershop".
Perubahan profesi tukang cukur menjadi barbershop di pedesaan disebabkan karena penambahan pelayanan sehingga tidak dijumpai lagi tukang cukur tradisional. Beberapa penambahan pelayanan pada barbershop di pedesaan, seperti ruangan nyaman dengan kipas angin atau AC, kaca/cermin lebih besar yang diletakkan pada bagian depan dan belakang kursi pelanggan, peralatan lebih lengkap termasuk alat cukur yang modern, penggunaan shampo dan minyak rambut, pelayanan pijat, dan penambahan pelayanan lainnya. Pekerja/tukang cukur juga memajang sertifikat sebagai bukti keprofesionalannya telah teruji. Ruangan ditata dengan rapi dan menarik dengan gambar-gambar foto model rambut.
Berbagai bentuk pelayanan dan penampilan serta promosi yang dilakukan oleh berbagai barbershop membuat para pelanggan dapat memilih barbershop yang disukainya. Di daerah pinggiran kota lebih banyak barbershop dengan pelayanan yang lebih modern dan menarik yang biasanya menjadi langganan para remaja. Dengan beragam barbershop yang berlomba-lomba menampilkan pelayana terbaik, maka sudah pasti akan ada barbershop yang dianggap paling minim pelayanannya sehingga sedikit pelanggannya. Barbershop seperti ini harus punya strategi berbeda seperti delivery service yaitu menjemput/mendatangi ke tempat pelanggan.
Salah satu bentuk delivery service, yaitu "Barbershop Goes to School". Pihak barbershop mengajukan kerja sama kepada pihak sekolah. Banyak kasus rambut panjang di kalangan pelajar sebaliknya pihak sekolah mengalami kesulitan menertibkannya. Dengan kedatangan barbershop maka pihak sekolah merasa terbantu untuk memotong rambut siswa yang panjang. Pihak barbershop juga mendapat kemudahan mendapat pelanggan dengan jumlah banyak yaitu para siswa. Kerja sama ini memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak, yaitu barbershop dan pihak sekolah. Begitu pula para siswa memperoleh keuntungan dengan harga yang tentunya lebih murah bila dibandingkan harus ke barbershop karena biasanya pihak sekolah meminta harga yang lebih murah dengan keuntungan memperoleh pelanggan secara mudah. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi pihak sekolah di mana mencukur rambut siswa menjadi problem baik kepada siswa maupun orang tua. Namun dengan pelayanan barbershop goes to school akan memudahkan menegakkan disiplin berambut tidak panjang. (Sam).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI