Mohon tunggu...
Sahla Nur
Sahla Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa

UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini: Manakah yang Lebih Efektif? Belajar Online atau Belajar Offline?

19 November 2021   12:28 Diperbarui: 19 November 2021   13:21 2990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lalu apa saja yang menjadi pembeda antara 2 metode pembelajaran ini? Pertama, untuk lokasi pembelajaran. Pembelajaran offline dilaksanakan secara langsung tatap muka antara guru dan pelajar. Kelas offline menuntut guru dan pelajar untuk disiplin waktu di pagi hari untuk berangkat ke sekolah. Dalam kelas offline, fasilitas yang disediakan sekolah dirasa mumpuni untuk dapat melaksanakan proses belajar mengajar.

Pada kelas online, guru maupun para pelajar dapat fleksibel menentukan waktu belajar mengajar bahkan ketika dalam perjalanan. Namun, kendala utama dalam belajar online sendiri adalah penggunaan teknologi yang digunakan menunjang untuk pembelajaran daring seperti gawai dan komputer. Hal ini menjadi penghalang ketika guru maupun pelajar tidak memiliki perangkat untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran daring. Terlebih untuk saat ini, di Indonesia masih banyak daerah yang belum terjamah oleh adanya kecanggihan teknologi.

Kedua, saat pembelajaran offline, pelajar menggunakan buku tekstual dan menerima penjelasan secara langsung dari guru. Sekolah memfasilitasi buku di perpustakaan yang menjadi penunjang mereka untuk memenuhi kebutuhan belajarnya saat pembelajaran offline. Para pelajar dituntut untuk giat membaca buku maupun referensi lain untuk menunjang kegiatan belajar di sekolah.

Ketika pandemi, para pelajar diharuskan untuk belajar secara mandiri di rumah. Buku sekolah yang terbatas tidak dapat memenuhi kebutuhan sumber belajar pelajar secara merata. Dengan begitu, perlu adanya bantuan gawai seperti ponsel pintar dan komputer untuk menunjang pembelajaran online atau jarak jauh. Hal ini menjadikan para pelajar selalu dihadapkan dengan layar monitor gadget untuk memerhatikan penjelasan dari guru atau menerima dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hali ini memberikan efek negatif terhadap para pelajar.

Dengan ilmu pelajaran yang diterima oleh mereka melalui ponsel pintar atau komputer, mereka akan malas dan tidak semangat untuk mengikuti pelajaran. Terlebih ketika jam pelajaran sudah usai, banyak kasus pelajar tetap menggunakan ponsel pintar atau komputer mereka bukan bertujuan untuk belajar atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru melainkan bermain game atau menggunakan media sosial. Maka dari itu, guru dan tenaga kependidikan diberikan tantangan yang harus mereka lalui dengan mengeluarkan atau mengembangkan ide-ide inovatif untuk mencegah para pelajar atau siswa bosan ketika proses belajar berlangsung.

Ketiga, dalam pembelajaran offline atau tatap muka secara langsung, guru dapat lebih mudah mengawasi peserta didiknya dan memastikan bahwa setiap peserta didiknya memperhatikan pelajaran dengan baik. Dalam hal ini, kelas offline memiliki kelebihan pada saat proses belajar mengajar karena dengan tatap muka guru dan para pelajar mudah untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung tanpa adanya hambatan. 

Berbanding terbalik dengan pembelajaran offline, salah satu kesulitan yang dialami saat proses pembelajaran adalah selain perangkat yang harus dimiliki, tentunya para pelajar harus mempunyai koneksi atau jaringan internet yang baik dan lancar. Tanpa jaringan internet, kelas daring akan sulit berjalan. Hal ini juga berlaku pada kelancaran saat proses pembelajaran jika mengalami gangguan koneksi. Resiko dalam pembelajaran online ini adalah adanya kemungkinan informasi yang disampaikan guru atau tenaga kependidikan yang tidak sampai ke seluruh pelajar dengan baik. Pembelajaran daring atau jarak jauh ini mempunyai segudang potensi dalam hal keberlangsungan kegiatan belajar-mengajar karena terdapat banyak sekali aplikasi dan alternatif platform yang bisa digunakan di Internet. Guru dapat memilih dan mengelola media yang paling sesuai dengan peserta didiknya agar pembelajaran lebih menyenangkan dan ilmu yang ada bisa tersampaikan dengan baik.

Keempat, sehubungan dengan pernyataan sebelumnya bahwa dengan diberlakukannya pembelajaran daring atau jarak jauh interaksi langsung antara guru dan para peserta didik berkurang. Dengan begitu pula, berkuranglah internalisasi nilai-nilai karakter yang semestinya harus ditanamkan seorang guru ke dalam diri para peserta didiknya. Guru adalah orangtua kedua yang mengawasi dan memberikan ilmu pelajaran kepada para pelajar di sekolah. Selain itu tugas seorang guru bukan hanya mengawasi dan mengajar saja tetapi seorang guru juga dituntut untuk mendidik pembentukan karakter para pelajar di sekolah. Jika saat pembelajaran offline, Guru dapat dengan bebas mengawasi dan mentransferkan ilmunya. Kini, hal itu susah untuk dilakukan karena kurangnya interaksi terhadap para pelajar akibat pembelajaran online atau jarak jauh. Namun, masa pandemi ini tidak boleh mematahkan semangat guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan semangat para pelajar atau siswa dalam belajar.

Kemudian setelah penjelasan diatas, kira-kira manakah metode pembelajaran yang lebih efektif untuk para pelajar? Kedua metode pembelajaran ini sebenarnya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dengan keterbatasan sosial yang ada karena pandemi, kita harus memikirkan metode mana yang paling cocok untuk digunakan, memikirkan kesiapan para pelajar untuk melaksanakan pembelajaran offline kembali dan bagaimana kiranya agar para pelajar dapat cepat menyesuaikan keadaan setelah lama dalam proses pembelajaran online? Terlepas dari itu semua, setiap pembelajaran baik online atau offline membutuhkan seorang guru yang kompeten dan interaktif untuk membuat sebuah proses pembelajaran menjadi efektif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun