Mohon tunggu...
Safitri Lestari
Safitri Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - Wanita kelahiran tahun sebelum reformasi dan menulis berbagai kisah hidupnya melalui ribuan aksara kata

Untuk para pecinta aksara yang tertuang dalam rasa, agar kelak kita bisa saling menyapa dan bersuar ria

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hingga Napas Ini Habis

8 September 2019   23:28 Diperbarui: 8 September 2019   23:32 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gemerlap bintang menjadi sinar yang paling indah untuk ku pandangi

Semilir angin yang beralih dari timur membawa miliyaran rindu untuk seorang yang ku rindukan malam ini


Aku sadar, aku pernah menjadi manusia yang paling patah
Mudah menyerah bahkan terlupa Tuhan Selalu Memberikan ku celah
Tuk melihat berbagai banyak peristiwa selain perihal hati yang menahan luka parah

Kini
Kau mampu hilangkan semua rasa pedihku
Semua persepsi burukku perihal dirimu
Nyatanya terpatahkan perihal usaha kerasmu tuk mengikatku
Harapan sucimu yang kelak meminangku
Harapan didalam setiap dera langkah perjalanan

Nyatanya aku keliru menilaimu
Ku fikir kau akan mengacuhkanku
Menganggap aku tak ada di hidupmu
Tetapi kini ku sadar bahwa tak sepantasnya aku menilai seseorang yang kuat menahan pilu
Menahan lara tuk ungkapkan rindu

Terima kasih sayang
Atas cintamu yang enggan tuk kau hilangkan
Bahkan selalu kau perjuangkan
Dan juga tidak hanya memberi harapan
Sebab cinta bukan hanya perihal kata ucapan
Namun bukti dari seluruh pengorbanan

Aku mencintaimu
Duhai renjanaku
sampai bertemu
Dihari kehadiranmu 

kelak di hadapan kedua orang tuaku

- Safitri Lestari -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun