Ada juga cerita dari temenku, anak desain grafis yang portofolionya viral di Instagram. Pas interview, dia malah terlalu jujur bilang, "Saya nggak suka kerja lembur, soalnya suka ganggu waktu nonton drakor." HRD-nya langsung mikir dua kali, padahal skill dia nggak main-main.
Faktor Lingkungan dan Pendidikan
Faktor lain yang bikin Gen Z susah interview adalah pola pendidikan yang masih fokus ke teori, bukan soft skill. Banyak sekolah dan kampus yang jarang kasih latihan presentasi, debat, atau simulasi interview. Akhirnya, Gen Z jago di hard skill, tapi kurang latihan ngobrol formal.
Selain itu, budaya keluarga juga berpengaruh. Banyak Gen Z yang sejak kecil nggak dibiasakan ngobrol sama orang dewasa di luar lingkungan sendiri. Jadinya, pas harus ngobrol sama HRD atau atasan, mereka gampang gugup.
Harapan dan Solusi Buat Gen Z
Sebenarnya, Gen Z punya potensi luar biasa. Mereka Cuma butuh lebih banyak latihan komunikasi dan percaya diri. Banyak perusahaan sekarang mulai sadar, akhirnya bikin proses interview yang lebih santai, pakai video call, atau ngobrol sambil ngopi. Ada juga yang kasih pertanyaan kreatif, bukan cuma standar "kenapa kami harus menerima Anda?"
Tips buat Gen Z yang mau interview: latihan jawab pertanyaan umum, rekam diri sendiri, minta feedback dari teman, dan jangan takut untuk jadi diri sendiri. Kalau gagal sekali dua kali, itu wajar banget. Interview itu soal latihan dan jam terbang, bukan soal siapa paling pintar.
Buat HRD dan perusahaan, yuk, lebih terbuka sama gaya komunikasi Gen Z. Mereka mungkin nggak seformal generasi sebelumnya, tapi ide dan kreativitas mereka bisa jadi aset luar biasa buat perusahaan. Kadang, mereka Cuma butuh sedikit waktu buat adaptasi dan tunjukin kemampuan terbaiknya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI