Mohon tunggu...
Safira Iqlima Royyana
Safira Iqlima Royyana Mohon Tunggu... 24107030127

Writing for assignment. So, be updated buddy!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gen Z Jagoan Digital, Tapi kok Grogi di Interview?

13 Mei 2025   20:00 Diperbarui: 13 Mei 2025   18:55 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: workitdaily.com

Pernah nggak sih, lihat adik, sepupu, atau bahkan kamu sendiri yang Gen Z, jago banget ngulik teknologi, bikin konten, atau ngoding, tapi pas interview kerja malah grogi, keringat dingin, dan jawabannya muter-muter? Padahal, kalau soal skill, portofolio, sampai sertifikat, mereka nggak kalah sama generasi sebelumnya. Tapi giliran duduk di depan HRD, tiba-tiba semua ilmu kayak menguap. Kenapa ya, fenomena ini makin sering kejadian?

Gen Z: Skill Nggak Main-main!

Nggak bisa dipungkiri, Gen Z itu generasi paling adaptif sama teknologi. Mereka belajar dari YouTube, kursus online, sampai TikTok. Data dari LinkedIn 2024 bilang, 7 dari 10 Gen Z Indonesia punya skill digital yang di atas rata-rata Asia Tenggara. Dari desain grafis, digital marketing, UI/UX, sampai coding, mereka bisa semua. Bahkan, banyak yang udah punya portofolio freelance sebelum lulus kuliah.

Tapi, survei Jobstreet 2024 juga bilang, 65% HRD merasa Gen Z sering gagal di tahap interview, padahal CV dan portofolio mereka keren. HRD bilang, sering banget nemu kandidat Gen Z yang jawabannya singkat, kurang percaya diri, atau malah terlalu jujur soal kelemahan diri sendiri.

Kenapa Interview Jadi Momok?

Pertama, Gen Z tumbuh di era serba digital. Mereka terbiasa komunikasi lewat chat, DM, atau voice note. Ketika harus ngobrol tatap muka, apalagi sama orang asing yang lebih tua, banyak yang jadi canggung. Apalagi kalau interview-nya formal, pakai jas, duduk tegak, dan disuruh "ceritakan tentang diri Anda", langsung blank.

Kedua, Gen Z terbiasa dengan feedback instan. Di dunia digital, kalau posting sesuatu langsung dapat like, komen, atau reaksi. Sementara interview kerja itu prosesnya lama, kadang nunggu kabar berminggu-minggu, bahkan nggak ada feedback sama sekali. Ini bikin mereka gampang insecure dan overthinking.

Ketiga, Gen Z cenderung perfeksionis dan takut gagal. Mereka sering membandingkan diri dengan orang lain di media sosial. Begitu gagal sekali, langsung mikir, "Aku nggak cukup bagus." Padahal, interview kerja itu memang soal latihan dan jam terbang.

Cerita di Balik Interview Gen Z

Ada cerita lucu dari salah satu temenku, fresh graduate jurusan IT. Di kampus, dia juara lomba coding, sering jadi mentor, dan portofolionya cakep banget. Tapi pas interview di startup, dia malah grogi, ngomong belepotan, jawab pertanyaan "kenapa mau kerja di sini?" Cuma, "Soalnya saya butuh kerja." HRD-nya sampai senyum-senyum geli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun