Seiring pesatnya perkembangan zaman, isu krisis moral di kalangan pemuda Indonesia semakin tidak mendapat perhatian. Salah satu permasalahan utama yang muncul adalah tingginya angka perundungan di sekolah. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah kasus bullying terus mengalami peningkatan dan banyak siswa menjadi korban. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik terhadap nilai-nilai empati dan integritas masih rendah. Dalam hal ini, mata pelajaran PPKn memiliki peranan krusial dalam mengajarkan pentingnya sikap saling menghormati serta membangun lingkungan sekolah yang aman dan menerima keberagaman.
Selain itu, meningkatnya kasus dan permasalahan dalam dunia pendidikan turut menjadi perhatian. Berdasarkan hasil survei, banyak siswa yang menganggap kecurangan sebagai sesuatu yang wajar demi mencapai keberhasilan akademik. Hal ini menunjukkan lemahnya pemahaman siswa terhadap etika dan nilai-nilai integritas. Oleh karena itu, pendidikan PPKn perlu memberikan penekanan lebih pada pentingnya kejujuran dan tanggung jawab dalam dunia akademik, agar siswa memahami bahwa pencapaian yang diperoleh melalui cara yang tidak jujur dapat memberikan dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun masyarakat.
Pengaruh dari media sosial juga menjadi aspek yang tidak boleh diabaikan. Penelitian membuktikan bahwa paparan terhadap konten negatif di media sosial, seperti hoaks dan perilaku yang tidak sesuai etika, dapat memberikan dampak pada sikap dan perilaku siswa. Banyak remaja yang mengikuti tren negatif di media sosial, yang pada akhirnya dapat merusak nilai-nilai moral yang sudah ditanamkan. Oleh karena itu, pendidikan PPKn perlu mengajarkan literasi media dan etika digital agar siswa mampu memahami serta menyaring informasi yang diterima dengan cara yang bijak.
Krisis identitas dan lemahnya rasa nasionalisme di kalangan remaja juga menjadi isu yang patut diperhatikan. Berdasarkan survei dari lembaga penelitian, banyak remaja mengalami kebingungan terhadap identitas nasionalnya dan kurang menunjukkan kebanggaan terhadap budaya serta nilai-nilai bangsa Indonesia. Dalam hal ini, pendidikan PPKn perlu menekankan pentingnya pemahaman sejarah, budaya, dan nilai-nilai kebangsaan. Melalui penanaman cinta tanah air, pendidikan PPKn dapat membentuk karakter peserta didik yang lebih kuat dan menjunjung tinggi integritas.
Kesadaran sosial di kalangan remaja merupakan persoalan penting yang perlu segera ditangani. Banyak remaja yang belum aktif dalam kegiatan sosial maupun kemanusiaan, meskipun sebenarnya mereka memiliki kemampuan untuk memberi dampak positif. Berdasarkan survei, hanya sebagian kecil siswa yang terlibat dalam organisasi sosial atau aktivitas pengabdian masyarakat. Dalam hal ini, pendidikan PPKn dapat berperan dalam menumbuhkan kepedulian terhadap isu-isu sosial dan mendorong partisipasi siswa dalam kegiatan yang membangun kesadaran sosial mereka. Dengan mengenali dan memahami persoalan-persoalan ini, pendidikan PPKn dapat diarahkan untuk menjadi solusi efektif dalam membentuk karakter moral peserta didik dan menanamkan integritas sejak dini.
Untuk mengatasi krisis moral yang terjadi di kalangan generasi muda, diperlukan pendekatan menyeluruh dalam pembelajaran PPKn yang menekankan pada penguatan integritas sejak dini. Salah satu langkah penting adalah merancang kurikulum PPKn yang lebih relevan dan menarik, dengan mengaitkan materi ajar pada permasalahan sosial yang sedang berkembang. Misalnya, sekolah dapat mengadakan diskusi mengenai kasus-kasus nyata yang menyangkut integritas dan etika, serta mengajak siswa untuk mempertimbangkan dampak dari tindakan mereka terhadap masyarakat luas.
Kolaborasi antara sekolah dan keluarga juga memegang peranan penting dalam membentuk moral peserta didik. Sekolah bisa menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan orang tua, seperti seminar atau workshop, guna membahas pentingnya nilai integritas serta cara orang tua dalam mendukung pembentukan karakter anak di rumah. Dengan menyatukan nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah dan di lingkungan keluarga, siswa akan menerima pesan moral yang konsisten dan kuat. Pendekatan ini juga bermanfaat untuk mengurangi potensi perbedaan nilai antara rumah dan sekolah.
Untuk mengatasi pandangan negatif terhadap mata pelajaran PPKn, guru perlu mendapatkan pelatihan agar mampu menerapkan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan interaktif. Teknologi seperti media sosial dan platform digital dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan materi secara lebih menarik dan relevan. Sebagai contoh, guru dapat mengadakan proyek kolaboratif yang melibatkan siswa dalam kegiatan sosial nyata, seperti kampanye anti-perundungan atau program pengabdian masyarakat. Dengan melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar dan memberikan mereka kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai integritas dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan PPKn dapat berperan penting dalam membentuk karakter moral serta menciptakan generasi yang beretika dan bertanggung jawab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI