Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... Guru - Selamat Datang di Profil Saya

Minat dengan karya tulis seperi Puisi, Cerpen, dan karya fiksi lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Lereping Lintang ing Langit Wulan Desember"

29 Desember 2020   16:10 Diperbarui: 29 Desember 2020   16:25 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar ilustrasi: reviewsteknologiku.tech)

Tapi kini?  Lha, SMS ucapan Natal yang kukirim pada Bu Siswati dibalas begitu? Saya jadi teringat ketika saya mengirim ucapan Natal pada teman tapi salah alamat. Ucapan Natal itu nyasar ke seorang pemuda. Dia lalu membalasnya dengan memaki-maki. Katanya ia seorang muslim menolak keras menerima ucapan Natal, haram kalau ia membalas ucapan itu. Hati-hati, jangan kirim ucapan Natal sembarangan. Wouu ... mak dheg, aku dheg-dhegan jadinya.

Menjelang akhir tahun ini akupun jadi gamang ragu-ragu, apakah akan ada perayaan Natal yang diselenggarakan para pengurus ibu-ibu PKK RT atau ditiadakan. Biasanya aku didapuk jadi seksi kosumsi, tapi kok masih amleng-amleng saja tak ada info dan rapat pembentukan panitia? Sampai suatu malam pada rapat RT.

"Sedherek-sedherek, assalamulaikuuuummm ...." Pak Joko salah satu warga yang senang main keroncong membuka usulan di hadapan warga yang mengikuti kumpulan RT yang diselenggarakan setiap tanggal sembilan. "Tahun baru yang sering diselenggarakan di kota, di alun-alun atau di tempat strategis di tempat-tempat hiburan kerap membuat anak-anak muda kita jadi hura-hura semalam suntuk di kota."

Pak Joko batuk-batuk sebentar lalu nyruput teh panas di gelas dihadapannya, "Kula gadhah usul. Bagaimana kalau malam tahun baru tahun ini, RT merayakannya?" begitulah usul Pak Joko. 

Para warga hanya diam saja, belum ada yang merespon, mereka lagi asyik makan sroto suguhan tuan rumah. "Mangga dipun wontenaken acara tahun baru di rumah saya. Di halaman rumah saya kayanya cukup, medang-medang sambil berkesenian, main kroncong. Ben bocah-bocah ora klayaban maring kota nganti gagat esuk. Bagaimana, Sedherek-sedherek?"

Warga mulai gemrenggeng. Lalu seorang warga yang duduk di sofa di ruang tamu itu menanggapi,

"Saudara-saudara ... assalamulaikum waromahtulloh wa barokatuuuh .... " Oh .. Pak Muchsin yang kumisnya tebal kaya Muchsin Alatas penyanyi dangdut suaminya Titik Sandhora yang menanggapi. "Wassalamualaikum warohmahtulloh wabarokatuuuhh ..." para hadir membalas salam Pak Muchsin yang mantan ketua RT.

"Begini. Saya kurang sreg bila RT sering mengadakan acara-acara, kegiatan-kegiatan. Apalagi kalau acara ini hanyalah kegiatan hura-hura. Sayang, iuran warga untuk kas RT atau tarikan sumbangan warga kalau digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat," warga masih kasak-kusuk belum ada yang menanggapi. 

Pak Mantan RT lalu melanjutkan, "Kalau mau mengadakan kegiatan ya buatlah kegiatan keagamaan. Agar warga tersiram percikan rohani dan dapat bekal untuk nanti menghadap Allah" Pak Muchsin mengakhiri tausiyaahnya lalu duduk kembali ke sofa.

Aku terhenyak. Aku yang mengikuti kumpulan RT malam itu, mewakili suamiku yang berhalangan hadir karena sedang ke luar kota. Aku juga mewakili pengurus ibu-ibu PKK RT. 

Kuberanikan diri aku berpendapat, "Kulanuwuuuunnnn .... Sedherek-sedherek. Nyuwun pangapunten sederengipun, nggih. Kula sengkuyungn niku, usulan Pak Muchsin. Menurut saya kalau mau mengadakan acara keagamaan di akhir tahun pada bulan Desember ya, Natalan!" Serentak para warga yang hadir ikut kumpulan RT, ndhongak  fokus menatapku. Nekad, kulanjutkan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun