Mohon tunggu...
Sae Fudin
Sae Fudin Mohon Tunggu... Perencana

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bayang-Banyang Indonesia Emas 2045

2 Mei 2025   14:12 Diperbarui: 2 Mei 2025   16:03 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan pernah takut dengan masa depan karena kita telah memiliki taqdir dan harapan. Statemen ini nampak biasa saja jika dibaca oleh mereka yang sudah sukses atau menggapai cita-citanya, tapi menjadi kalimat yang sangat berat dan krusial bagi remaja yang sedang berjuang keras melalui dan menghadapi serta menyiapkan masa depanya.

Dunia dimasa mendatang digambarkan oleh sebagian besar ilmuwan, prediktor dan aliran peradaban akan semakin sulit dan penuh ketidakpastian sebagai akibat semakin berkurangnya sumberdaya dan semakin besarnya populasi bumi. Sehingga setiap orang, keluarga, kelompok dan negara untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi rumit tersebut. Berbagai upaya dilakukan dalam menghadapi situasi sulit tersebut, salah satunya adalah mempersiapkan tingkat pendidikan dan skill individu yang lebih tinggi dan kompetitif. Tidak sedikit, trend yang sedang berkembang bagi mereka yang memiliki kemampuan finacial menyekolahkan anaknya tidak cukup di perguruan negeri favorit di dalam negeri tapi lebih dari itu ke luar negeri. Faktor utama yang menjadi alasan adalah untuk memastikan anak-anaknya memperoleh kerja memadai dengan ada kepastian penghasilan dan kehidupan yang lebih baik.

Flatform yang menjadi mimpi seluruh dunia adalah peradaban dunia tahun 2045, dalam istilah teknokrasi lebih dikenal Indonesia Emas. Tahun tersebut di prediksi banyak pengamat bahkan sosiolog, menjadi tahun emas dimana puncak kemajuan tertumpu bersama modernisasi dengan dukungan teknologi canggih. Namun, ditengah hegiomoni kebanyakan negara bermimpi tahun 2045, ada beberapa hal yang terlupakan dalam menghadapi tahun emas tersebut. Pemikiran ini saya tuangkan dalam konteks sudut padang saya sebagai seorang muslim dengan mencermati peradaban-peradaban sebelumnya. Hal pertama yang dilupakan kebayakan masyarakat/negara adalah penyiapan metalitas generasi yaitu kekuatan iman/idiologi, sikap dan mentalitas yang kuat dan daya juang dan pengorbanan. JIka tahun 2045 hanya dimaknai sebagai persaingan logistik dan bukan membangun peradaban yang lebih baik, maka yang akan lahir adalah kerentanan sosial bahkan hukum rimba, yang kuat yang akan berkuasa. 

Hal ini telah, terindikasi sejak saat ini, dimana perkembangan teknologi dan modernisasi kehidupan telah melahirkan berbagai robot manusia, alat transportasi, komunikasi dan yang lainnya yang mampu menggantikan peran-peran dari manusia di berbagai sektor. Artinya peran manusia sudah mulai berkurang dan tergantikan oleh alat/robot. Impact yang diperoleh adalah banjirnya pengangguran diberbagai sektor usaha. Dalam jangka menengah dan panjang akan menimbulkan kerawaan ekonomi, sosial dan politik. Untuk itu, Indonesia sebagai negara besar dan memiliki sumberdaya alam yang melimpah dan populasi yang sangat tinggi tidak boleh terjebak oleh eforia tahun 2024 sebagai tahun yang menakutkan dan mencekam. Selain penguatan sektor pendidikan dan modernisasi di berbagai sektor yang paling utama dikuatkan terhadap generasi mudanya sebagai (iron stok) adalah penguatan idiologi, mental dan daya juang melalaui berbagai pendekatan. Generasi mudah sudah harus didekatkan dan dikuatkan kembali visi kenegaraan dan peradabanya ditengah gemburan budaya-budaya luar yang menggerogoti nilai-nilai ke Indonesiaan. Jepang, China dan beberapa negara eropa ditengah kemajuan teknologi dan pendidikanya tidak melepaskan nilai-nilai idiologi dan kebangsaanya terhadap negaranya dan itulah yang menjadi sumber kekuatan.

Aspek kedua  yang menjadi hal  penting untuk ditanamkan sejak sekarang terhadap generasi muda Indonesia adalah semangat memiliki NKRI dan berjuang sepenuhnya untuk  kemajuan bangsa dan negara secara totalitas. Ini tidak hanya menjadi prinsip, namun juga harus menjadi modal utama dalam melakukan pembangunan peradaban dan spirit dalam membentuk kelaurga dan masyarakat. Pesatya teknologi selain membawa dampak positif, ternyata juga membawa dampak negatif dalam pemebntukan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia khususnya generasi muda yaitu semakin bergelombangnya karater individualisme. Sikap atau karakter ini tentu akan menjadi faktor penghambat terhadap percepatan pembangunan dan dipastikan akan menjadi faktor tersulit untuk mencapai Indonesia emas. Spirit dan orientasi pada pendiri bangsa kita adalah semangat kebersamaan dalam mengusir penjajahan, bukan individualisme. Kemerdekaan tidak diperoleh gratis, namun buah dari perjuangan panjang, pengorbanan besar dan stratgei besar oleh seluruh elemen bangsa pada saat itu. Semua demi NKRI dengan melupakan latar belakang suku, pendidikan dna status sosial. 

Cara menuju dan menciptakan Indonesai Emas saya rasa tidak perlu dengan cara-cara yang sulit dan rumit tapi dengan pendekatan spririt para pejuang bangsa dan negara, yaitu perpaduan antara kekuatan idiologi, pendidikan/kemampuan mengusai teknologi  dan memiliki mentalitas pengorbanan dan cinta terhadap NKRI, bukan untuk individu, keluaraga dan kelompok. Jika sikap ini yang masih tumbuh dan berkembang di Indonesia, maka tahun 20245 hanyalah mimpi pada kertas-kertas atau dokumen rencana pembangunan. Diatas semua keinginan dan cita-cita Indoensia Emas tahun 2045 tersebut diperlukan leadership yang kuat dan visioner, tapi itu target dan cita-cita itu hanyalah hayalan semata. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun