Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Penjaga Malam dan Kudeta Mei 98 di Toyal

22 Mei 2021   09:15 Diperbarui: 22 Mei 2021   09:34 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Radio Tua dan Kudeta ; Kolaborasi foto detik, kompas dan RDK UIN

Malam itu Atar tidak mendapat jawaban memuskan dari kicar. Atar hanya menyampaikan bahwa besok di kampus, komunitas mereka melakukan rekrutan anggota baru. Kicar disarankan untuk ikut menjadi anggota biar tau apa sebenarnya tujuan Atar dan pemuda atau mahasiswa yang lain melakukan gerakan ini. Atar tidak menyebutnya kudeta.

"Besok kan hari minggu, apa aku harus ke kampus?, aku ajak teman-teman yang lain juga? Ah, pagi lah baru pikir jawabannya" Kicar mulai memikirkan apa yang di katakan Atar sambil kerinyitkan matanya

Aktivitas dengar radio selalukicar lakukan seusai belajar. Ini sudah menjadi rutinitas dia. Teman-teman kicar sendiri, si Anna dan Bial, ardi dan yang lain menyebut Kicar sebagai Penjaga Malam. Mereka tidak pernah bertemu dengan dia di rumah, ketika mereka berkunjung ke tempat dia. Selalu saja berpapasan dengannya di ujung gang komplek Bonavista.

Mereka tidak tahu apa yang di lakukan kicar di ujung gang komplek, tetapi aktivitas yang rutin berkawan radio karat dan tua sudah di lakukan kicar semenjak dia masih sekolah SMP. Kicar sangat suka dengan suasana malam, aktivitas di ujung gang komplek sebenarnya hanya alasan kicar untuk cari angin. Padahal di komplek itu sangat jarang orang mondar mandir dan sangat sepi. Apalagi ketegangan mahasiswa dengan pemerintah tahun 1990an. Kota Ademog menjadi makin sepi dan suasannya benar-benar tenang.

Di dekat tempat kicar duduk, portal komlek tidak pernah di buka. Sepeda maupun motor tidak bisa melewatinya. Kata Pak amat sekuriti, pengelola Perum Bonavista membenarkan ada ketegangan antara pemerintah dengan mahasiswa dan masyarakat akhir-akhir ini. Pak amat di minta selalu waspada dengan setiap gelagat orang-orang yang masuk keluar perum.

Gang komplek berhadapan denga perum bonavista, Kicar sudah akrab dengan sekuriti di Perum Bonavista. Ketegangan yang pak amat sampaikan, sama seperti yang di sampaikan Atar padanya. Radio masih saja menyayi tidak jelas mewartakan dengan suara patah-patah.

Di kota Ademog, masyarakat masih menggunakan telepon rumah dan telepon umum. Signalnya tidak sebagus sekarang dan radio hanya disiarkan pada saat tertentu saja.

"Mengapa kamu tidak tidur Car? Apa yang kamu lakukan hingga malam begini?" tanya pak amat sekuriti pada kicar

Kebiasaan kicar, siapa saja yang menanyakan dia, delalu simple jawabnya. Buat dia, orang di komplek dan sekitar sudah tahu kalau dia selalu duduk di ujung gang semenjak dia masih SMP. Hingga masa kuliah dia, orang-orang tidak pernah tahu apa yang dia lakukan.

"Aku mencari waktu tidur aku yang hilang , Pak Amat" jawab kicar pada pak Amat

Pak amat dan siapun pasti keheranan dengan jawaban kicar, jawaban yang sama mereka dapat jika bertanya pada Kicar tentang apa yang dia lakukan di ujung gang bersama radio tuanya, selalu itu-itu saja jawaban kicar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun