Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Membaca" Saya Kenal Bill Gates dan Elon Musk

18 Mei 2021   13:36 Diperbarui: 18 Mei 2021   14:03 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Elon Musk dan Bill Gates); foto- inet.detik.com

Tubuh kita butuh nutrisi dan gizi, otak kita juga butuh asupan nutrisi yang sama yakni materi-materi baru. Saya tidak memiliki jadwal yang tepat untuk baca buku dengan genre yang sesuai dengan suasana hati. Jadi bisa membaca semua jenis buku di semua suasana intinya tetap sama bahwa waktu luang membaca buku adalah waktu yang kadang terasa sangat berat untuk kita lakukan.

Lebih suka membaca karena saya yakin bahwa membaca memiliki banyak manfaatnya, semakin kita membaca maka banyak hal akan kita tahu. Saya sangat percaya dengan hal itu. 

Aktivitas membaca dan menulis, keduanya adalah teman ngobrol, teman membuka duiskursus secara privat antara akal, hati dan pikiran. Membaca dan menulis kalau bisa di maknai lebih jauh ke dalam, keduanya memberikan banyak hal seperti menjadi teman dan sahabat kala kita sedang lelah melakukan aktivitas keseharian, kawan istrahahat yang paling seru. Ada suka duka, adakalanya menghakimi ketidak mampuan diri sendiri, dan banyak lagi tentang hidup dan kehidupan yang kita dapat dari aktivitas membaca.

Begitu membaca menjadi kebiasaan diri, apapun itu jenis tulisan dengan narasi, gaya, tempo yang berbeda tetap kita selami, kita baca hingga menarik kesimpulan sendiri ala pakar dan orang-orang mahir. Banyak buku motivasi yang setelah dibaca dapat memberikan motivasi tersendiri tanpa harus ikut seminar motivasi dan kelas reguler untuk mendorong motivasi kita. Juga ada buku yang sangat menginspirasi, ada artikel pendek yang sarat maknanya.

Bagi saya sebenarnya mengumpulkan puing berserakan, sebelumnya tidak percaya diri, ketika banyak membaca dapat membuat pribadi seseorang kembali percaya diri dalam hal karir dan lainnya. Terkadang saya sering temukan teman-teman mengeluhkan tentang judul buku dan minat mereka, terkadang tidak ada korelasi antara apa yang dibaca dengan realita. Bagi saya, membaca saja hari ini tentang semua hal. Suatu saat nanti kita akan bertemu dengan hal-hal yang kita baca dalam beberapa buku di tahun-tahun sebelumnya, itulah korelasi yang real di kehidupan kita.

Jangan 100 buku atau 50 buku menjadi target baca setiap tahun, maksudnya baca saja semua jenis artikel dan tetap berpegang bahwa akal, hati dan pikiran kita adalah penyaring paling ampuh untuk menyaring semua hal yang kita baca dari jenis apapun.

Membaca Semua Hal yang Positif

Membaca buku, ada dua tipe orang menurut hemat saya, Pertama. Ada orang yang tidak suka dengan bacaan yang berat atau kritis, mereka hanya menyukai bacaan ringan seperti cerpen, cerbug, biografi dan sejenisnya. Dan yang Kedua, ada tipe orang yang suka baca dengan hal yang keras dalam sebuah buku, materi-materi yang menguras kegiatan menyaring dalam isi kepala setelah selesai membaca, dan yang jelasnya kedua tipe pembaca ini mendapatkan korelasi pada kehidupannya yang berbeda.

Sangat berdampak dari apa yang dibaca dan apa yang tidulis jika pembaca adalah orang yang gemar menulis, disinilah korelasi membaca itu terlihat nyata dengan apa yang ditulis. Teratur sesuai dengan kesukaannya, tajam dan sangat sistematis dan tentunya mudah dibaca oleh pembaca jika membaca artikel yang mereka tulis. Kedua tipe pembaca ini tentunya sama-sama memberikan manfaat dari persepsi dan gaya menulis masing-masing sesuai dengan tujuan kepenulisannya.

Kalau bisa sejak awal sebelum memulai untuk melakukan aktivitas membaca, untuk meringankan proses menyaring setelah di baca. Ada baiknya buatlah memo yang teratur, dalam arti tentukan apa yang akan kamu ingin baca, terutama adalah hal-hal yang positif kalau menurut kamu tidak ingin mengonsumsi banyak hal yang terlalu berat-berat sangat atau kritis.

Prinsip paling sederhana adalah, membaca dulu. Perihal bermanfaat atau tidak, ada korelasinya atau tidak, relevansi dengan realitas dikehidupan nyata atau tidak? Itu masalah nanti, kalau tidak begitu. Kita tidak akan pernah bisa membaca meskipun hanya satu artikel pendek sekalipun dengan alasan tidak memiliki waktu. Saya juga sudah menulis artikel sederhana tentang membaca dan menulis sebelumnya dan juga tentang krisis buku di waktu sekolah tahun 1990an, baca Krisis Buku di Zaman Sekolah Tahun 1990an

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun