Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ego Sektoral Mengorbankan Kaum Kecil

29 November 2017   04:34 Diperbarui: 29 November 2017   05:51 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal yang sama terkait Hukum restoratif ini pun di perjuangkan Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar, dirinya turut memperjuangkan penerapan keadilan restoratif mengaku kecewa dengan para penegak hukum yang tidak menggunakan konsep tersebut. 

Setidaknya, pernyataan diatas terkait hukum restorasi pada setiap kasus hukum rakyat kecil mendapatkan perhatian negara. Sehingga nilai-nilai perlindungan hukum untuk rakyat kecil masih menjadi harapan bahwa rakyat kecil tidak selalu dibiarkan menerima vonis sebagai hadiah ketidakberdayaan tanpa perlindungan. 

Jangan sampai kenyataan wajah hukum sekarang ini, meminjam kata Patrialis: semua penegak hukum mulai lagi kembali ke ego sektoral masing-masing.

Ironi, hukum negara ini masih saja perlakukan rakyat kecil sebagai korban. Tidak lagi menjunjung nilai-nilai keadilan yang sebenarnya. Bisa disimpulkan bahwa ternyata sejauh ini, rakyat kecil masih saja di diskriminasikan oleh hukum negeranya sendiri. 

Hukum selalu tajam kebawan dan tumpul keatas, seperti pada kenyataan yang kita lihat sekarang. Kedua kasus diatas adalah contoh kuatnya ego sektoral yang dipraktikkan dalam hukum dinegara ini. 

Dari sekian banyak kasus terjadi baru-baru ini, maka kiranya penegak hukum harus pertegas sanksi hukum pada pelaku. Asalkan tidak dengan ego sektoral penegak hukum diikut sertakan dalam proses penyelesaian hukum. 

Sebagai rakyat kecil, hanya bisa bicara perkara hukum sesuai dengan kenyataan dan pengetahuan terbatas. Setidaknya bisa melihat ketidakadilan yang berlaku. Ada prinsip pada intinya adalah realisasi atau penegak hukum harus benar-benar kembali pada keadilan sesungguhnya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun