Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Psikopat dan Pembunuh Berdarah Dingin

29 Oktober 2017   20:39 Diperbarui: 29 Oktober 2017   20:41 11151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal, secara tidak sadar aktivitas kita yang demikian berkaitan dengan psikopat. Maksudnya, ketika pikiran kita tertuju pada pembunuhan maka secara tidak langsung kita sudah masuk dalam ranah bawah sadar kita mencari tahu tentang pembunuhan tersebut. 

Sebelumnya telah saya jelaskan diatas, pembuhunan dan banyak hal sadis termasuk pemerkosaan dan sejenisnya. Di negara Eropa dan barat mengenalnya sebagai pembunuh berdarah dingin yang dalam setiap karya film diperankan oleh psikopat. Dunia anak-anak lebih kenal dengan semacam badut atau orang yang bertopeng, wajahnya dicat sebagaimana rupa, berwarna dan prilaku yang sedikit anuh atau lucu. 

Berita tentang pembunuhan, dimanapun tempatnya, membuat media menjadi ramai dibicarakan. Apalagi sebagai publik yang membaca, semacam sebuah produk dipasaran. Berita pembunuhan menjadi laris manis. Dari titik itulah ketidaksadaran kita bahwa ternyata kita adalah orang yang terobsesi dengan psikopat atau lebih tepat pembunuh berdarah dingin. 

Sebagian dari kita, ada yang menyukai film bergenre menarik dan aktion, labih utamanya film yang menceritakan tentang pembunuhan, perburuan harta, perebutan tahta yang berujung pada cara kasar untuk mendapatkan semuanya. Satu caranya adalah mati atau membunuh. 

Ada juga yang terobsesi dengan menjadi manusia bebas melakukan apa saja, kemana asalkan tidak mengganggu kehidupan orang lain. Hal semacam ini, masih ada kaitannya yang sangat kuat dengan ciri-ciri pengidap psikopat. Ini bukan perkara menakuti atau menuduh. Kita lihat lebih lanjut teori ini sebagai pembuktian. 

Ada berbagai teori tentang hal ini. Dilansir dari Forbes, Teori yang pertama tentang  menonton atau mengetahui berbagai informasi tentang psikopat ternyata menarik bagi manusia. 

Karena manusia adalah makhluk yang teratur, dan terikat dalam berbagai norma, dan itu kadang menyesakkan. Psikopat adalah orang yang melawan itu semua, dan mengetahui tentang hal tersebut membuat kita merasa terwakilkan untuk jadi orang yang bebas, namun tidak melanggar satu hukum pun.

Teori kedua, oleh seorang psikolog ;  J.Reid Meloy menyebutkan bahwa: "Ketertarikan kita terhadap psikopat muncul karena insting manusia. Manusia yang sejatinya ada dalam rantai makanan dan merasakan diburu dan berburu, akan merasakan KETEGANGAN serupa ketika melihat psikopat, yang notabene merupakan predator". 

Kedua teori ini menggambarkan dengan jelas sebagai pernyataan bahwa rasa penasaran kita terhadap suatu peristiwa lebih pada pembunuhan atau kematian dan kebebasan, tidak terlepas dari insting sebagai manusia normal. 

Banyak lagi teori dari pakar tentang hal ini, teori yang menjelaskan tentang rasa takut manusia berlebihan. Atau rasa takut manusia seperti misalkan terhadap pemberitaan media, film dengan peran psikopat dan sebagainya akan mengendalikan rasa senang tersendiri.

Sehingga manusia dengan rasa penasarannya, ingin dan terus menggali sesuatu yang menakutkan sekalipun. Meskipun pada akhirnya dia pun berkata "Aku sangat takut"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun