Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Generasi Muda dan Keadilan di Negara Ini

25 Oktober 2017   10:57 Diperbarui: 2 November 2017   03:42 9618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Unnamed: Terliahat mahasiswa dari berbagai elemen yang tergabung dalam BEM-SI (Badam Eksekutif Mahasiswa-SeIndonesia) Melakukan aksi turun kejalan sebagai refleksi 3 tahun Pemerintahan Jokowi.

Indonasia sudah rapuh dengan keadilan pada anak-anak muda. Berapa waktu domonstrasi digelarkan oleh Aliansi BEM bersatu dalam menyikapi tiga tahun berjalan Pemerintahan Jokowi. 

Suka atau tidak suka sebagian masyarakat pada mahasiswa setiap kali melakukan demo adalah hal yang wajar-wajar saja. Toh, namanya juga mahasiswa. Mereka bersandar pada fungsi mereka sebagai mahasiswa. Pengontrol dan Angen Perubahan. 

Tetapi kok rasa tidak suka pemerintahan ini terhadap mahasiswa makin terlihat serius. Padahal mahasiswa juga bagian dari pada anak-anak muda negara ini, generasi muda yang siap dalam menyuarakan hal baik menurut pandangan mereka. 

Berbicara perkara demonstrasi mahasiswa ini, pemerintah seakan menjadikan mereka adalah musuh negara. Ketika ada demonstrasi maka ketika itu pula pasti ada diantara mereka yang ditangkap dan dijadikan tersangka ini itu. 

Negara menjadi semacam takut terhadap suara mahasiswa, sehingga setiap kali mereka ada dijalan maka deretan nama-nama anak muda ini menjadi bagian dari ancaman. 

Memang benar, demonstrasi mahasiswa memberikan dampak yang besar secara positif dan negatif pada negara. Meskipun demostrasi akan membuat jalanan macet, ada konflik, dan sederatan problem lain akan ikut didalamnya. 

Tetapi, dengan keyakinan penuh bahwa semua yang terjadi pada demonstrasi sampai berujung memicu konflik dan lain sebagainya berangkat dari siapa menjadi pemicu. Kita mestinya lebih jeli belajar tentang hukum sebab akibat. 

Berhasil atau tidaknya tujuan demonstrasi mahasiswa, buat mereka bukan masalah sebenarnya. Prinsipnya yang mereka sampaikan, suarakan, sudah sampai pada telinga pemerintah. Itulah tugas mereka sebagai mahasiswa. 

Barisan anak-anak muda ini tidak pernah kenal dengan yang namanya lelah untuk suarakan hal baik bait mereka, setidaknya merupakan pandangan-pandangan ilmiah yang bisa dijadikan sebagai masukan baik pada pemerintahan dan negara. 

Dari sejarah demontrasi mahasiswa selalu saja dilihat sebagai pemicu konflik, pembuat onar, mereka ditunggagi atau apapun bentuk tuduhan datang dari berbagaimacan sumber untuk menyalahkan mereka. 

Seakan mahasiswa tidak akan pernah benar, tidak mungkin benar dalam melakukan penyampaian aspirasi kepada lembaga manapun dan terutama kepada publik.

Sebagai mahasiswa, apapun mereka sampaikan, baik buruk akan terlihat pada proses merespon aspirasi mereka. Ditangan mereka adalah harapan perubahan, harapan ketidaksewenangnya menjadikan suatu milik publik disalahgunakan oleh seorang dan lain-lain. 

Kalaulah demontrasi bukan merupakan hak orang dalam menyampaikan pendapat, lalu untuk apa anak-anak muda diberbagai kampus harus berdemo? Atau untuk apa sekolah dan kampus-kampus didirikan? 

Lembaga pendidikan formal dan nonformal bertujuan mengajarkan, mendidik dan membina anak-anak kita untuk berbicara jujur, berkarakter baik, berkarya dan ribuan pengetahuan bersarang disana. 

Lalu, hari ini setelah mereka diberikan segalanya dari lembaga pendidikan mereka, tumbuh kembang menjadi pemuda-pemudi berkarakter dan tidak bisa melihat ketidakadilan terjadi dan menyuarakan dari jalan ke jalan. Pemerintah malah lebih sadis lagi menjadikan mereka sebagai tersangka. 

Menghadapi demonstrasi mahasiswa tidak dengan cara yang mestinya. Mahasiswa adalah anak-anak muda yang jelas berapi-api, penuh emosi, semangat tangguh. Maka, hadapi mereka dengan kedewasaan, dengan bijak, ajak mereka dengan cara baik-baik. 

Posisikan mereka sebagai generasi muda yang peduli dengan perubahan negara ini. Bukan malah jadikan tersangka seakan mereka adalah penjahat negara. Cara-cara kasar datang menghampiri mereka, menangkap dan sebagiannya diintimidasi. 

Negara ini lupa, bahwa mereka sebagai kekuatan perubahan yang sesungguhnya ada di tangan mereka. Makin kesini, pemerintah dinegara ini makin terlihat tidak dewasa. Banarkah demikian?

Jujur, hal ini sangat menyita perhatian publik. Akankah terus dan berulang jika demontrasi dan mahasiswa selalu diajdikan tersangka? Mengapa para koruptor yang merugikan negara tidak menjadi tersangka dan masih bebas berkeliaran diluar sana? Mengapa penjahat dinegara ini diberikan ruang untuk tetap beraktivitas seperti biasa? Hal ini yang tidak masuk akal kita sebagai orang yang masih sehat berpikir. mereka-merekalah yang mestinya negara jadikan sebagai tersangka bukan? 

Barisan anak-anak muda ini, negara seharunya lebih perhatian kepada apa yang mereka sampaikan lewat demonstrasi. Karena itu suara yang jujur dari pada sibuk dangan kata-kata manis beberapa orang yang terlihat memamg memutarbalikkan kepentingan individu atas nama rakyat. 

Latak kesadaran pemerintah saat ini nyatanya telah dibajak. Negari ini pelit, pemerintah dengan tidak segan-segan kepada prilaku anak muda, yang sebenarnya adalah generasi terbaik negara ini. 

Sedikit-sedikit tersangka, dianggap penjahat, pengacau, sama hal seperti memotong lidah perubahan yang dibawah dari generasi menuju kebaikan bersama. 

Benar sekali kata orang-orang pintar bahwa hukum dinegara ini berbalik, bergerak tidak pada jalur sebenarnya. Yang salah jadi benar dan benar disalahkan tepatnya proses hukum tajam kebawah dan tumpul keatas. 

Kasus-kasus korupsi kelas kakap merugikan negara mliaran rupiah, masih dipertimbangkan sangksinya, ada pembelaan, ada perlindungan padahal jelasnya mereka sudah terang-terang menjadi penjahat negara. 

Perlakuan antara mereka yang korupsi uang negara dengan anak-anak muda yang teriak tentang kebenaran sebuah perubahan bahkan terlihat berat sebelah. Produktif dan konsisten membela kesalahan lalu membiarkan kebenaran tergelatak menjadi hamparan bunga bisu disetiap mulut yang berani. 

Jangan heran, penjahat-penjahat dinegara ini masih beraktivitas seperti biasa melakukan lobi ini itu, ikut mengatur konstelasi politik, bicara tentang keadilan dan negara serta pemerintah masih pada konsistensi yang sama. Tidak melihat mereka sebagai penjahat yang sebenarnya merusak sendi hidup dinegara ini. 

Kesalahan atau yang menjadi penjahat selalu saja rakyat kecil. Kita lihat kasus nenek dan kakao, kasus si pencuri sandal, negara sangat tegas dan cepat sekali merespon, memberikan sanksi pada mereka. Sedangkan satu kasus besar Air keras saja sampai sekarang berbelit dan tidak pernah usai. Dimana letak keadilan yang dimaksud itu? 

Mungkin ada anggapan bahwa mengurusi Air keras lebih berat dari pada mengurusi sekumpulan anak muda yang suka teriak lalu berikan vonis pada mereka sebagai pembuat onar atas keamanan negara dan sebagainya. 

Dalih dan nada serta perlakuan terhadap mahasiswa yang berdemonstrasi tidak lebih sebagai membunuh anak-anak sendiri didalam rumah besarnya. 

Kiranya pemerintah tidak sedang amnesia terhadap beberapa perkara besar yang terjadi sebelumnya. Kalaupun amnesia maka riwayat dan nasib negara ini ada ditangan mereka yang jadi penjahat dengan topeng sebagai orang bijak. 

Mengapa UUD 45, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika masih saja didegungkan, dipegang teguh, semua itu terlihat jelas hanya pada anak-anak muda, hanya pada mahasiswa, hanya pada generasi dinegara ini yang masih peduli. 

Moral berbangsa dan bernegara dari amanat ketiga dasar negara diatas memberikan didikan kepada segenab rakyat tentang segala kebaikan, keadilan, saling hormat dan sebagainya. 

Ketiganya pun dengan sendiri memproduksi generasi dengan cara pikir yang sehat. Atau negara dan pemerintah saat ini berpikir terbalik bahwa mereka yang elit dan memiliki nama sebagai orang yang pegang jabatan publik harus mendapat perlindungan. Apapun itu perkaranya, mereka harus dilindung.

Cara negara dan pemerintah perlakukan rakyat kecil terlalu sadis. Apa sih sebenarnya tujuan bernegara? Apa sih sebenarnya yang melandasi cara pikir pemerintah kita saat ini? 

Negara dan pemerintah adalah sekolah bagi masyarakat, selain sekolah formal yang didesign untuk memanusiakan manusia. Maka, seluruh rakyat termasuk anak-anak muda yang melakukan demonstrasi adalah sebagai siswa teladan yang tidak absen terhadap pengontrolan kehidupan bernegara. 

Sebagai siswa, generasi muda yang selalu melakukan demonstrasi ini mestinya diberikan didikan dari negara. Bukan malah di jadikan tersangka, dihukum dan dan dipenjarakan.

Kapan keadilan negara ini akan ditegakkan sebagai mana mestinya? 

Keadilan yang mana yang kita maksud sebagai keadilan sesungguhnya?

Entahlah... 

Baca Artikel terkait :

*Kasus Demo 3 Tahun Jokowi-JK, Polisi Total Tetapkan 16 Tersangka

*Ada 16 Mahasiswa Jadi Tersangka Demo Ricuh 3 Tahun Jokowi

*3 Tahun Jokowi-JK, Mahasiswa Demo di Depan Istana

*Dua Orang yang Terlibat Kericuhan Demo 3 Tahun Jokowi-JK Ditahan

*Ini 12 Mahasiswa yang Ditangkap saat Demo 3 Tahun Jokowi-JK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun