Benar sekali kata orang-orang pintar bahwa hukum dinegara ini berbalik, bergerak tidak pada jalur sebenarnya. Yang salah jadi benar dan benar disalahkan tepatnya proses hukum tajam kebawah dan tumpul keatas.Â
Kasus-kasus korupsi kelas kakap merugikan negara mliaran rupiah, masih dipertimbangkan sangksinya, ada pembelaan, ada perlindungan padahal jelasnya mereka sudah terang-terang menjadi penjahat negara.Â
Perlakuan antara mereka yang korupsi uang negara dengan anak-anak muda yang teriak tentang kebenaran sebuah perubahan bahkan terlihat berat sebelah. Produktif dan konsisten membela kesalahan lalu membiarkan kebenaran tergelatak menjadi hamparan bunga bisu disetiap mulut yang berani.Â
Jangan heran, penjahat-penjahat dinegara ini masih beraktivitas seperti biasa melakukan lobi ini itu, ikut mengatur konstelasi politik, bicara tentang keadilan dan negara serta pemerintah masih pada konsistensi yang sama. Tidak melihat mereka sebagai penjahat yang sebenarnya merusak sendi hidup dinegara ini.Â
Kesalahan atau yang menjadi penjahat selalu saja rakyat kecil. Kita lihat kasus nenek dan kakao, kasus si pencuri sandal, negara sangat tegas dan cepat sekali merespon, memberikan sanksi pada mereka. Sedangkan satu kasus besar Air keras saja sampai sekarang berbelit dan tidak pernah usai. Dimana letak keadilan yang dimaksud itu?Â
Mungkin ada anggapan bahwa mengurusi Air keras lebih berat dari pada mengurusi sekumpulan anak muda yang suka teriak lalu berikan vonis pada mereka sebagai pembuat onar atas keamanan negara dan sebagainya.Â
Dalih dan nada serta perlakuan terhadap mahasiswa yang berdemonstrasi tidak lebih sebagai membunuh anak-anak sendiri didalam rumah besarnya.Â
Kiranya pemerintah tidak sedang amnesia terhadap beberapa perkara besar yang terjadi sebelumnya. Kalaupun amnesia maka riwayat dan nasib negara ini ada ditangan mereka yang jadi penjahat dengan topeng sebagai orang bijak.Â
Mengapa UUD 45, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika masih saja didegungkan, dipegang teguh, semua itu terlihat jelas hanya pada anak-anak muda, hanya pada mahasiswa, hanya pada generasi dinegara ini yang masih peduli.Â
Moral berbangsa dan bernegara dari amanat ketiga dasar negara diatas memberikan didikan kepada segenab rakyat tentang segala kebaikan, keadilan, saling hormat dan sebagainya.Â
Ketiganya pun dengan sendiri memproduksi generasi dengan cara pikir yang sehat. Atau negara dan pemerintah saat ini berpikir terbalik bahwa mereka yang elit dan memiliki nama sebagai orang yang pegang jabatan publik harus mendapat perlindungan. Apapun itu perkaranya, mereka harus dilindung.