Mohon tunggu...
Sadam Sholihin
Sadam Sholihin Mohon Tunggu... Content Writer Enthusiast

Open to new experiences and opportunities.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Tertipu Tren! Tak Semua Gaya Hidup Sehat itu Baik Buat Tubuh dan Pikiranmu

28 Juni 2025   07:54 Diperbarui: 28 Juni 2025   07:54 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaya hidup. Foto: Unsplash.

Gaya hidup sehat kini jadi tren. Tapi, apakah semua tren itu benar-benar sehat?

Media sosial saat ini dibanjiri dengan konten bertema "healthy lifestyle"---mulai dari tips diet ketat, olahraga ekstrem, hingga rutinitas harian yang katanya bisa membuat tubuh lebih ideal dan hidup lebih seimbang. Banyak dari kita terinspirasi, lalu ikut-ikutan. Tapi tanpa sadar, kita justru terjebak dalam gaya hidup yang tidak cocok atau bahkan berisiko untuk kesehatan fisik dan mental.

1. Diet Populer Tidak Selalu Aman

Banyak orang tergoda oleh diet populer seperti keto, intermitten fasting, atau detoks jus tanpa mengetahui apakah metode tersebut sesuai dengan kondisi tubuhnya. Beberapa dari diet ini bisa memangkas berat badan dengan cepat, namun justru menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi penting jika dilakukan tanpa panduan ahli.

Faktanya: Diet yang terlalu ketat dapat memperlambat metabolisme dan meningkatkan risiko gangguan makan seperti anoreksia atau binge eating.

2. Obsesi Workout Berujung Cedera dan Burnout

Olahraga memang penting, tetapi tidak harus dilakukan secara ekstrem setiap hari. Beberapa tren workout---seperti high-intensity interval training (HIIT) yang terlalu sering atau latihan tanpa istirahat---dapat menyebabkan overtraining syndrome: kelelahan fisik, mood swings, bahkan menurunnya imun tubuh.

Ingat: Gaya hidup sehat seharusnya membuat tubuh lebih kuat, bukan sebaliknya.

3. "Sehat" Tapi Malah Stres?

Seringkali, demi terlihat "fit" dan "glowing" di media sosial, seseorang menekan diri terlalu keras. Rutinitas yang terlalu kaku, rasa bersalah jika makan "tidak sehat", atau tekanan sosial untuk tampil sempurna malah bisa menimbulkan stres, kecemasan, bahkan depresi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun