Mohon tunggu...
Mas AgungSachli
Mas AgungSachli Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang pengusaha dan investor yang berdomisili di Jakarta

Lebih dari 2 dekade mengembangkan software akuntansi, tertarik mempelajari banyak hal yang berhubungan dengan bisnis dan personal development. Juga seorang investor pemula.

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengusaha Vs Covid-19

2 April 2020   16:59 Diperbarui: 7 April 2020   14:15 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengusaha vs Covid-19

Tantangan

Bila Anda adalah seorang pengusaha yang kebetulan bidang usahanya kena dampak langsung dari pandemi Covid-19, Anda pasti akan bingung dan bahkan mungkin khawatir.
Khawatir bagaimana cara membayar gaji karyawan, khawatir berapa lama bisnis Anda bisa bertahan, khawatir berapa lama wabah ini akan berlangsung.

Seorang pengusaha tentulah seorang pejuang. Menyerah tidak ada dalam kamus Anda. Bukankah karena Anda mempunyai ciri-ciri seperti itu yang membuat Anda memutuskan menjadi pengusaha?
Mari kita siasati situasi ini dengan strategis. 

Analisa Dengan Data

Agar Anda dapat mengambil keputusan dengan tepat, Anda tidak boleh emosional. Oleh sebab itu, Anda memerlukan data. Data ideal yang Anda perlukan adalah laporan keuangan. Bila Anda belum punya laporan keuangan, segera masukan ke dalam strtategi Anda untuk implementasi software akuntansi. Ada yang gratis kok.
Bila Anda belum punya laporan keuangan, gunakan data-data, baik hard copy maupun soft copy, yang bisa Anda kumpulkan.

Arus Kas Adalah Raja

Laporan keuangan pertama yang akan kita gunakan adalah laporan arus kas. Mengapa Laporan arus kas? Karena arus kas seperti aliran darah dalam tubuh Anda, yang kalau berhenti, langsung mati.
Dalam situasi seperti ini, Anda harus pandai-pandai mengatur arus kas. Perbanyak arus kas masuk dan kurangi arus kas keluar.

Laporan arus kas terdiri dari 3 bagian: arus kas dari operasional, dari pembiayaan dan dari investasi. Saya akan tunda membahas arus kas dari operasional di bawah.

Coba lihat arus kas dari pembiayaan / financing Anda. Apakah positif atau negatif. Angka ini menunjukan apakah ada uang yang masuk dari hutang bank atau keluar untuk bayar hutang. Bila ada arus kas keluar di sini dan itu memberatkan, coba Anda hubungi pihak bank. Lakukan negosiasi. Bila Anda datang terlebih dahulu ke mereka dengan itikad baik, tentunya mereka akan mencoba untuk membantu Anda. Bila ada cicilan tetap, coba usahakan untuk menurunkan besaran cicilannya, tentu saja dengan konsekuensi jangka waktu cicilan diperpanjang.

Bila ada aset tetap bisa dijual, silakan dijual. Mungkin dalam kondisi seperti sekarang ini tidak mudah untuk menjual aset, tidak ada salahnya untuk dicoba. Apalagi aset yang masih dalam masa cicilan. Kalau terjual, selain akan menambah arus kas, Anda juga bisa mengurangi jumlah cicilan.

Arus kas yang terakhir yang akan kita lihat adalah arus kas dari investasi.
Coba cek apakah arus kas Anda dari investasi positif atau negatif? Kalau negatif berarti selama ini perusahaan Anda rutin melakukan investasi. Kalau betul, coba cek apakah investasi tersebut bisa ditunda dulu?
Apakah ada arus kas positif dari investasi? Kalau belum ada, dan perusahaan Anda masih mempunyai cadangan kas, pertimbangkan untuk investasi bagi perusahaan Anda, agar ada arus kas positif dari sini.

Laporan Neraca

Tadi di bagian Atas saya menunda membahas arus kas operasional, karena akan saya bahas di sini. Tujuan kita menganalisa laporan neraca adalah untuk meningkatkan arus kas operasional. Untuk meningkatkan arus kas operasional, Anda harus perhatikan 3 hal.

Yang pertama adalah piutang. Coba cek neraca bagian aset sub bagian piutang dagang. Berapa angka yang bertengger di situ? Bila cukup besar, coba analisa lebih dalam. Keluarkan laporan buku pembantu piutang. Daftarkan piutang Anda dengan diurutkan dari yang paling besar dan paling tua. Lakukan apun yang perlu Anda lakukan agar piutang-piutang tersebut bisa ditagih. Satu sen yang berhasil Anda terima dari situ adalah 1 sen yang bisa Anda pakai untuk membayar gaji karyawan Anda.

Yang kedua adalah persediaan. Cek di neraca masih di bagian aset lalu sub bagian persediaan. Apakah angkanya besar? Kalau besar, silakan buka laporan buku pembantu persediaan. Sama seperti buku pembantu piutang, Anda perlu urutkan daftar itu dari yang nilainya (bukan kuantitasnya) yang paling besar dan paling tua.
Umur persediaan yang tua berarti stock mati. Anda perlu jual dengan secara cara. Kasih diskon yang besar, bila perlu. Jual rugi tidak apa-apa. Yang penting dapat cash.

Yang terakhir yang perlu dilihat di neraca adalah hutang dagang. Sama seperti saat kita membahas hutang bank, untuk hutang dagang juga perlu Anda siasati. Bila Anda ada kesulitan untuk membayar hutang dagang, segera hubungi vendor Anda. Ajak bicara baik-baik. Bila kondisi dia lebih baik dari Anda, minta tolong beliau untuk melunakan termin pembayaran faktur Anda.

Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan terakhir yang akan kita analisa. Bukan berarti profit sudah tidak penting lagi, tapi karena di laporan ini ada angka yang, dalam kondisi seperti sekarang ini, sulit untuk dikendalikan, yaitu penjualan.
Jadi strategi yang bisa kita lakukan adalah: meminimalisir kerugian yang akan dialami dengan cara menurunkan biaya sebesar-besarnya.

Coba lihat laporan laba rugi Anda, khususnya bagian biaya operasional. Urutkan dari yang paling besar ke kecil. Lihat 5 biaya apa yang paling besar?
Apakah ada di antara biaya-biaya itu yang bisa diturunkan?
Bila kantor Anda sedang WFH, otomatis biaya listrik, air & telepon akan turun.

Bagaimana dengan gaji? Sebelum Anda melakukan pemotongan atau penundaan gaji, coba Anda keluarkan dulu daftar gaji Anda. Urutkan dari yang paling besar ke kecil. Kemungkinan nama Anda bertengger di baris yang paling atas kan? Nah, coba pertimbangkan untuk mengurangi, menunda atau bahkan menghilangkan gaji yang Anda tarik dari perusahaan Anda. Paling tidak hingga masa krisis ini berlalu.
Anda juga bisa mengubah gaji tersebut menjadi hutang perusahaan yang akan dibayar setelah kondisi perusahaan pulih.
Bila pemotongan gaji Anda belum cukup, coba turun lagi ke lapisan kedua, yaitu gaji para manager. Coba bicarakan dengan mereka baik-baik apakah kondisi mereka masih memungkinkan untuk dilakukan pemotongan gaji.

Apa pun yang Anda lakukan, sebisa mungkin untuk tidak memotong atau menunda bahkan memecat karyawan Anda di lapis paling bawah. Mereka adalah pihak yang paling berdampak akan krisis ini. Lakukan apa pun yang Anda bisa untuk menolong mereka melewati masa-masa ini.

Demikian beberapa ide yang bisa saya bagikan bagi Anda sesama pengusaha agar bisa berstrategi keluar dengan selamat dari masa krisis ini.

Bila Anda masih bingung cara membaca laporan keuangan, silakan lihat dulu artikel saya yang membahas mengenai hal ini.


Akhir kata saya ingin katakan bahwa tidak ada 1 orang pun di muka bumi ini yang pernah menghadapi situasi seperti ini. Baik perusahaan besar maupun kecil mengalami apa yang Anda alami saat ini. Jadi bersabarlah. Tetap berpikir jernih, dan badai pasti berlalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun