Mohon tunggu...
Sabrina PutriAulia
Sabrina PutriAulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Sabrina Putri Aulia, saya lahir di Brebes, 2 Maret 2005. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Saat ini, saya sedang menempuh studi di Universitas Pekalongan sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat semester satu

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Strategi Penanganan ISPA pada Kelompok Rentan Balita

7 Januari 2024   04:25 Diperbarui: 7 Januari 2024   06:37 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah masalah kesehatan yang relevan dan penting, terutama pada balita. Kelompok usia ini rentan terhadap ISPA, dan dampaknya bisa sangat serius. 

Oleh karena itu, memahami penyebab, gejala, penanganan, dan upaya pencegahan ISPA pada kelompok usia ini sangat penting untuk meningkatkan kesehatan anak-anak dan mengurangi angka kejadian penyakit tersebut. 

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan utama pada balita di negara berkembang. Frekuensi kematian balita karena ISPA di negara berkembang 10-50 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara Maju. WHO mencatat 156 juta kasus baru ISPA pada balita setiap tahun, dengan 151 juta kasus (96,7%) terjadi di negara berkembang.

Angka kejadian ISPA di negara berkembang adalah 0,29 episode per anak per tahun, sedangkan di negara maju adalah 0,05 episode per anak per tahun. Jumlah kasus tahunan tertinggi tercatat di India (43 juta), China (21 juta), dan Pakistan (10 juta), diikuti oleh Bangladesh, Indonesia, dan Nigeria. 

Di Indonesia, gejala ISPA adalah penyebab kematian tertinggi pada balita yang berusia sekitar 0 hingga 2 tahun. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor yang berkontribusi pada risiko tinggi terkena infeksi pernapasan. Pertama, sistem kekebalan tubuh anak-anak pada usia ini masih sedang dalam tahap perkembangan. Ini berarti bahwa kemampuan mereka untuk melawan patogen infeksi, seperti virus dan bakteri, belum sepenuhnya berkembang

Selain faktor kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya matang, balita cenderung memiliki kontak sosial yang intensif. Mereka sering berinteraksi dengan anak-anak lain di lingkungan seperti taman bermain, taman kanak-kanak, atau sekolah. Kontak yang luas ini dapat menjadi sarana penularan patogen penyebab ISPA. Selain itu, pada usia ini, anak-anak cenderung eksploratif dan ingin mengenali benda-benda di sekitar mereka dengan menyentuh, menjilat, atau meraihnya.


Penyebab utama Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita mencakup berbagai agen penyebab yang dapat memicu infeksi saluran pernapasan pada kelompok usia ini. Dua kelompok penyebab utama ISPA adalah virus dan bakteri. Salah satu penyebab paling umum ISPA pada anak-anak prasekolah dan balita adalah virus. Beberapa virus yang sering menjadi pemicu ISPA pada kelompok usia ini adalah:

a. Virus Influenza (Flu): Virus influenza, atau flu, adalah penyebab utama ISPA pada anak-anak. Ini dapat menyebabkan gejala seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan bahkan pneumonia pada balita.

b. Virus RSV (Respiratory Syncytial Virus): RSV adalah penyebab utama bronkiolitis dan pneumonia pada bayi dan balita. Gejalanya mencakup demam, pilek, batuk, dan kesulitan bernapas.

c.V irus Rhinovirus: Rhinovirus adalah penyebab umum penyakit pernapasan ringan hingga sedang pada anak-anak prasekolah, sering kali ditandai dengan gejala pilek dan batuk.

d. Virus Parainfluenza: Virus ini dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan flu, seperti demam, batuk, dan pilek. Virus Parainfluenza juga terkait dengan kondisi seperti croup, yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan batuk berdengung.

Selain virus, bakteri juga dapat menjadi penyebab ISPA pada balita. Beberapa bakteri yang umumnya terkait dengan ISPA pada kelompok usia ini adalah:

a. Streptococcus pneumoniae: Bakteri ini merupakan penyebab utama pneumonia pada balita. Pneumokokus juga dapat menyebabkan infeksi telinga tengah.

b. Haemophilus influenzae: Bakteri ini dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi saluran pernapasan pada balita, termasuk pneumonia, otitis media (infeksi telinga tengah), dan epiglotitis.

c. Mycoplasma pneumoniae: Meskipun lebih sering terjadi pada kelompok usia yang lebih tua, mycoplasma juga dapat menjadi penyebab pneumonia pada anak-anak dan balita.

Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita adalah langkah penting untuk mengurangi angka kejadian dan dampak penyakit ini. Karena daya tahan tubuh yang lebih rendah di usia balita ataupun prasekolah, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan ISPA lebih sering menyerang anak-anak di usia prasekolah. Asap rokok, pembakaran rumah tangga, gas dari sarana transportasi dan industri, kebakaran hutan, dan lain-lain adalah beberapa sumber ISPA. Berikut adalah beberapa strategi pencegahan yang efektif:

1. Vaksinasi:

a. Vaksinasi Influenza: Memberikan vaksin influenza tahunan kepada anak-anak dan balita adalah langkah utama dalam pencegahan ISPA. Vaksin ini membantu melindungi mereka dari infeksi Virus influenza yang dapat menyebabkan gejala serius dan komplikasi.

b. Vaksin Pneumokokus: Vaksinasi melawan Streptococcus pneumoniae, bakteri penyebab pneumonia dan infeksi telinga tengah, juga dianjurkan. Vaksin ini membantu mengurangi risiko penyakit serius akibat bakteri ini.

2. Kebersihan Tangan

Mengajarkan anak-anak prasekolah dan balita untuk mencuci tangan secara teratur dan dengan benar adalah penting. Ini membantu mengurangi penularan virus dan bakteri yang dapat mengakibatkan ISPA.

3. Praktik Isolasi Saat Sakit

Jika anak mengalami gejala ISPA, penting untuk menjaga isolasi agar tidak menularkan penyakit kepada anak-anak lain. Hindari kontak dekat dengan anak-anak lain dan selalu gunakan tisu atau siku untuk menutup mulut saat batuk atau bersin.

4. Promosi Lingkungan Sehat

Memastikan lingkungan anak-anak prasekolah dan balita bersih dan sehat adalah penting. Ini mencakup rutin membersihkan mainan, meja, dan permukaan yang sering disentuh anak-anak. Hindari paparan terhadap polusi udara dalam ruangan yang dapat memperburuk gejala ISPA.

5. Imunisasi Lain

Memastikan anak-anak prasekolah dan balita mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan. Imunisasi melawan penyakit seperti campak, rubela, pertusis, dan difteri dapat membantu menjaga kekebalan tubuh mereka.

6. Asupan Nutrisi dan Hidrasi yang Baik

Memastikan anak-anak mendapatkan makanan bergizi dan cairan yang cukup membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka. Nutrisi yang baik dan hidrasi yang cukup dapat membantu melawan infeksi.

Penting untuk memahami bahwa ISPA pada anak-anak dan balita dapat menyebar dengan cepat dalam kelompok yang padat, seperti taman bermain dan tempat penitipan anak. 

Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan ini tidak hanya melibatkan peran orang tua dan keluarga, tetapi juga penyedia perawatan anak. Dengan kolaborasi yang baik dan penerapan strategi pencegahan yang efektif, kita dapat mengurangi risiko ISPA pada balita serta menjaga mereka tetap sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun