Mohon tunggu...
sabiq mahfudhoh
sabiq mahfudhoh Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta.

Sabiq Mahfudhoh, Lahir di Banyumas, 29 Desember 2024. Anak Kedua dari pasangan Amin Purnomo dan Masithoh. Mahasiswa semester 2 Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta. Saat ini penulis masih melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bullying Tidak Mematuhi Pancasila

17 Maret 2024   20:20 Diperbarui: 17 Maret 2024   20:35 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring bertumbuhnya anak dari fase remaja menjadi dewasa, pengaruh dari kedua orang tua sangatlah penting. Peranan kedua orang tua dalam membentuk karakter positif menentukan perilaku anak untuk bersosialisasi kedepannya. Ketika nilai-nilai sosial yang ditanamkan kepada anak dapat diserap dengan baik, maka baik pula keterampilan sosialnya. Hal itu disebabkan karena manusia tumbuh dan berkembang tanpa meninggalkan sesuatu yang dipelajari sebelumnya. Begitupun sebaliknya, apabila proses sosialisasi yang ditanamkan kepada anak tidak terserap dengan baik, maka semakin tinggi pula potensi terhambatnya psikososial dan perkembangan perilaku anak. Akibatnya, remaja mulai menunjukkan gejala-gejala patologis seperti tindakan jail, kenakalan remaja, dan perilaku beresiko lainnya, salah satunya adalah bullying.

Bullying merupakan tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Saat ini bullying terasa kian wajar dikalangan remaja. Seolah-olah bullying dianggap sebagai hal biasa, bahkan menjadi trend yang ingin terlihat gagah ketika pelaku dapat melakukan bullying terhadap orang lain. Tindakan yang menyimpang dengan mengatasnamakan candaan kerap kali dilakukan sesama remaja. Padahal dampak yang ditimbulkan sungguh luar biasa bahayanya. Korban bullying beresiko mengalami ganguan kesehatan, baik secara fisik maupun mental.

Seberapa besar dampak yang ditimbulkan?

Dampak negatif bullying cukup serius, baik bagi korban maupun pelaku. Akibatnya dapat berkepanjangan, bahkan hingga korban dewasa dan tidak sedikit pula yang kehilangan nyawa. Beberapa dampaknya antara lain kesehatan mental (stres dan depresi), kesehatan fisik (luka, memar, dan cedera fisik lainnya), kehilangan percaya diri, dan trauma psikologis yang berkepanjangan.

Apakah bullying dapat dinormalisasikan?

Tentu saja tidak. Bullying sangat bertentangan dengan moral bangsa Indonesia yang berpegang teguh pada Pancasila. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan seperti dijelaskan pada sila ke-2 Pancasila "kemanusiaan yang adil dan beradab". Sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu memiliki sikap adil dan beradab sebagai manusia.

Apakah kasus bullying melanggar sila ke-2?

Tentu saja iya, Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia memiliki nilai-nilai yang perlu dijalankan. Kemanusiaan yang adil dan beradab yang terdapat pada sila kedua mengandung nilai bahwasannya setiap warga negara wajib menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk hidup yang beradab, terutama hak-hak kodrat manusia (hak asasi) yang harus dijamin dalam perundang-undangan negara. Tetapi pada kenyataannya masih banyak sekali hak-hak asasi manusia yang terabaikan, salah satunya adalah bullying di sekolah.

Setiap anak sejak lahir memiliki hak untuk hidup, tumbuh dan berkembang serta dilindungi dari kekerasan dan diskriminasi, sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28B ayat (2) yang berbunyi "setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi". Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tindakan bullying yaitu: faktor individu (biologis dan temperamen), faktor keluarga, teman sebaya, sekolah dan media.

Bagaimana cara untuk untuk mengatasi terjadinya bullying?

Beberapa cara atau tindakan untuk mengatasi terjadinya bullying, yaitu : membentuk tim anti-bullying, memantau media sosial siswa, memanggil orang tua siswa untuk bekerja sama dalam pembentukan karakter yang baik bagi siswa, memberikan edukasi berupa dampak dan bahayanya tindakan bullying.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun