Demikian juga pergerakan antar kota (Makkah-Madinah-Jeddah). Saya tidak boleh menggunakan kendaraan umum. Catatan: kendaraan yang disediakan berupa mobil sedan pribadi, yang disewa khusus oleh perusahaan untuk mengantar saya dari Bandara ke hotel di Madinah dan juga antar kota Madinah-Makkah dan selanjutnya Makkah-Jeddah.
Aplikasi integratif: Tawakkalna dan/atau Eatmarna
Harus diakui, prosedur online dan pelaksanaan umrah di Makkah serta ziarah ke Raudhah dan maqam Rasul di Masjid Madinah, yang berlaku saat ini dan diterapkan untuk semua jemaah umrah, baik jemaah dalam negeri ataupun dari luar Saudi Arabia, memang sangat efektif mengatur pergerakan setiap jamaah umrah, sekaligus efektif mencegah kemungkinan penyebaran dan terjadinya cluster coronavirus.
Aplikasi tawakkalna dan Eatmarna (setiap jemaah bisa memilih salah satunya) adalah aplikasi online (yang didownload) dan secara umum berisi informasi dasar setiap jemaah umrah, terkait dengan covid-19 antara lain: keterangan bahwa seseorang telah melakukan vaksinasi dua dosis, lengkap dengan barcode, rangkaian nomor yang menjadi ID (identitas) setiap jemaah umrah; foto pemilik, beberap feature terutam feature untuk mengajukan permohonan mendapatkan slot berziarah ke Raudhah dan Maqam Rasul di Madinah atau permohonan melakukan ibadah umrah di Makkah dan masuk masjid.
Aplikasi Tawakkalna/Eatmarna cukup sederhana dan sangat mudah diakses. Nyaris tidak pernah mengalami gangguan koneksi. Cuma kedua aplikasi itu meminta agar feature location di handphone diaktifkan dengan model always. Tujuannya mungkin agar administrator aplikasi dapat memonitor pergerakan jemaah, terutama selama berada di Saudi Arabia.
Pemeriksaan tiga sampai empat lapis di Masjid Haram Makkah
Setiap jemaah yang ingin memasuki masjid Madinah, harus menunjukkan bahwa dirinya telah terdaftar melalui aplikasi Tawakkalna/Eatmarna (catatan: saya memilih menggunakan aplikasi Tawakkalna, bukan Eatmarna).
Mekanismenya, ketika akan masuk masjid haram (Makkah dan Madinah), setiap jemaah harus membuka aplikasi (Tawakkalna atau Eatmarna) di handphone-nya, lalu menunjukkannya kepada polisi/petugas jaga di setiap pintu masjid.
Di masjid Madina, pemeriksaannya terlihat relatif agak longgar. Karena pemeriksaan setiap jemaah yang ingin masuk wilayah masjid Nabawi hanya satu lapis, yakni persis di gerbang pagar luar masjid Nabawi.
Namun memasuki Masjid Haram di Makkah, pemeriksaannya sangat ketat. Saya perhatikan, pemeriksaan sebanyak empat lapis: dua kali pemeriksaan di jalan menuju masjid yang masih di luar kawasan masjid, plus dua kali pemeriksaan lanjutan di dalam wilayah masjid.
Jatah shalat di Raudhah dan ziarah maqam Rasul hanya satu kali
Begitu selesai checkin di hotel di Madinah, via online, pihak travel mengirimi saya izin untuk shalat di Raudhah dan ziarah makam Rasul. Dengan kata lain, travel mendaftarkan diri saya dan memintakan izin ziarah untuk saya.