Karena tak bisa membawa anak berusia 2 tahun 9 bulan, saya sempat ingin membatalkan niat umrah. Namun hitung punya hitung, karena khawatir kesempatan ini tidak terulang karena faktor pandemi, akhirnya diputuskan tetap berangkat umrah tanpa membawa si kecil. Konsekuensinya, periode perjalanan umrah direvisi dari semula 11 hari, dipersingkat menjadi 7 hari saja.
Syukurlah, travel yang mengurus visa dan proses keberangakatan umrah saya menawarkan pilihan cukup fleksibel. Saya sendiri yang menentukan periodenya, tanggal berangkat dan tanggal pulangnya.
Setelah deal dengan travel pada 22 Nopember 2021, saya masih sempat agak was-was. Sebab pada periode yang sama, kasus covid-19 di Belanda relatif cukup tinggi (rata-rata lebih dari 20.000 kasus baru per hari). Dengan begitu, selalu ada kemungkinan tiba-tiba Pemerintah Saudi memberlakukan flight banning (larangan terbang) bagi pesawat yang datang dari Belanda.
Rasa was-was itu semakin menebal, karena visa umrah saya berproses sekitar 10 hari kerja di Kedubes Saudi di Den Haag. Padahal menurut pihak travel, visa umrah biasanya kelar dalam tempo tiga sampai empat hari saja.
Mungkin karena was-was itulah, sekitar sepekan sebelum berangkat umrah pada 5 Desember 2021, di akun Facebook pada 30 Nopember 2021, saya menulis bait pendek berjudul "Merindu Ka'bah dan Sang Rasul": Hati dan tubuh merindu Ka'bah # Hendak jiwa bersua Sang Rasul # Ya Rabb, berharap ijab-qabul # antara niatku dan kehendak-Mu.
Dan Alhamdulillah, ternyata bait pendek itu menjadi saksi nyata: terjadi ijab-qabul antara niat umrah dan Kehendak yang Maha Menentukan.
Vaksinasi dan PCR
Syarat utama dan pertama untuk bisa mengajukan permohonan visa umrah adalah wajib sudah melakukan vaksinasi dua dosis, dengan salah satu dari empat vaksin yang diakui Pemerintah Saudi Arabia (Pfizer, Moderna, AstraZeneca dan Johnson&Johnson). Beberapa sumber menyebutkan, mulai 01 Januari 2022, Saudi Arabia juga akan mengakui vaksin Sputnik (asal Rusia).
Untuk syarat utama ini, saya relatif aman. Karena saya sudah vaksin dua dosis dengan vaksin Pfizer. Selain itu, sertifikat vaksin Belanda (cq Uni Eropa) memang sudah compatible (diakui) oleh Pemerintah Saudi Arabia. QR sertifikat vaksin Belanda juga diterima (bisa di-scan) di Saudi Arabia.
Meskipun sudah vaksin dua dosis, ketika akan berangkat dari Amsterdam, saya tetap harus melakukan test PCR yang berlaku 72 jam sebelum keberangkatan.
Vaksin plus PCR ini ibarat prosedur double-check. Atau mungkin bisa juga disebut, tidak percaya sepenuhnya pada efektivitas vaksin, maka kepastian bebas dari paparan covid-19 juga harus dibuktikan dengan test PCR.
Registrasi kedatangan di Saudi
Ketika urusan visa umrah selesai pada 2 Desember 2021, langkah selanjutnya adalah melakukan pendaftaran kedatangan (arrival registration) atau rencana tanggal dan Bandara ketibaan di Saudi Arabia.