Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Sekeras-kerasnya Donald Trump, Akhirnya Takluk Juga Oleh Xi Jinping

11 Februari 2017   14:57 Diperbarui: 13 Februari 2017   08:49 13625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald Trump dan Xi Jin Ping. CNN.com

Dan yang lebih menarik, Ivanka Trump, putri Donald Trump, menghadiri pesta Lunar New Year di Kedubes China Washington. Pada kesempatan itu, adiknya, Arabella, sempat menyanyikan lagu ucapan selamat berbahasa Mandarin, yang rekamannya sempat viral di China.

Berbagai upaya itu kemudian mencapai klimaksnya ketika Donald Trump akhirnya “terpaksa” menelepon Xi Jinping pada 9 Februari 2017, dan dalam komunikasi telepon itu, Donald Trump terpaksa atau dipaksa menelan ludah sendiri: bahwa dirinya dan Amerika akan menghormati “Kebijakan Satu China (One China Policy)”. Wow.

Catatan:

Pertama, dalam diplomasi global, setiap negara harus memaksimalkan potensinya untuk memperkuat bargaining position-nya ketika berhadapan dengan negara besar dan pemimpinnya.

Kedua, negara yang meyakini potensi dan kekuatannya akan membiarkan negara lain agar menyadari dan terpaksa menghargai kekuatan dan potensi itu. China meyakini potensi dan kekuatannya dan berhasil memaksa Donald Trump mengakuinya.

Ketiga, harga diri sebuah bangsa hanya bisa dihargai oleh bangsa negara lain, bila bangsa itu sendiri menghargai negerinya sendiri. Jika pemmpin tidak menghargai negaranya, jangan berharap pemimpin dan bangsa lain akan menghargainya.

Keempat, bahwa setegang dan sekritis bagaimanapun hubungan bilateral antar dua negara, saluran-saluran komunikasi tidak resmi dibalik layar - antar pejabat terkait ataupun melalui pihak ketiga - tetap harus dilakukan secara maksimal dan terukur. Bukan tiap sebentar, setiap kali muncul persoalan, langsung mengambil tindakan radikal: memutuskan hubungan secara sepihak.

Kelima, setelah memenangkan suatu “pertarungan diplomasi”, seorang pemimpin negara pemenang tidak perlu sesumbar mengeksploitasi kemenangan itu untuk menyudutkan pemimpin negara yang kalah. Xi Jinping tidak sesumbar kepada dunia bahwa dirinya telah mengalahkan Donald Trump, dan Donald Trump tetap bisa berwibawa meskipun kalah telak. Hasilnya, hubungan Amerika-China kembali ke posisi sebelumnya.

Para diplomat Indonesia masih perlu belajar banyak.

Syarifuddin Abdullah | Sabtu, 11 Februari 2017 / 15 Jumadil-ula 1438H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun