Mohon tunggu...
Saadah Fauziah
Saadah Fauziah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Selalu ada kisah dan hikmah dalam setiap perjalanan kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial sebagai Wahana Kreativitas Sastra Tanpa Batas

21 Desember 2022   09:03 Diperbarui: 21 Desember 2022   09:16 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menjadi suatu keniscayaan di Indonesia, kehadiran sastra cyber seiring dengan merebaknya internet pada tahun 2001. Sastra cyber merupakan sastra yang dalam aktivitasnya memanfaatkan komputer dan internet, yang dapat dikatakan sebagai suatu revolusi dan transformasi yang terjadi dalam dunia sastra. Sebelum sastra cyber dikenal, untuk mempublikasi karya sastra sudah menggunakan teknologi yang ada. Dapat dikenal dengan sastra koran, sastra majalah, atau sastra buku, yang menggunakan koran, majalah, atau buku sebagai media pempublikasian dan penyebarannya.

Karya sastra seperti sastra koran, sastra majalah, dan sastra buku untuk bisa terbit, karya-karya itu perlu mengikuti aturan-aturan yang ketat. Masing-masing penerbit, percetakan. Memiliki strategi dan prosesnya masing-masing dalam mencetak karya sastra, sehingga tidak semua karya penulis, baik itu penulis yang sudah terkenal atau pun pemula mudah tercakup. Sehingga sastra koran dan buku dianggap terlalu hegomonik. Hinggaa, sastra cyber muncul menjadi tawaran yang menarik dan menjadi pilihan. Sastra cyber menjadi suatu wilayah yang menjebol sistem sastra lama, sistem yang dirasa tidak kondusif. Hl itu menjadi salah satu alasan banyak dari para penulis, sastrawan beralih dari sastra koran dan sastra buku ke sastra cyber.

Ada beberapa hal yang menjadi alasan sastra cyber dipilih sebagai ruang baru dalam menciptakan karya sastra (Yusuf, 2012: 1364). Pertama, mungkin karena ingin mencari ruang baru yang segar, mencari model kreativitas baru karena tradisi lama dirasa menjenuhkan. Sastra cyber dianggap sebagai wilayah, ladang baru yang menjanjikan. Sastra cyber dapat lebih mewakili terhadap keinginan para penulis dari daya juang kreativitasnya, karena masih sedikit yang berminat ke arah sastra cyber. Sehingga daya saingnya pun masih terbatas, oleh karena itu karya seperti apa pun, akan diakui eksistensinya. 

Kedua, bisa segera mendapatkan popularitas. Lewat sastra cyber, nama seorang pengarang dapat mudah dikenal di seluruh dunia, nama mereka tidak perlu melewati filter khusus. Nama penulis akan segera terkenal ke seluruh jaringan cyber dengan cepat. 

Ketiga, ingin terbebas dari penjara sastra koran dan buku yang dianggap terlalu hegemonik. Masing-masing dari penerbit memiliki strategi dan prosesnya masing-masing dalam mencetak karya sastra, sehingga tidak semua karya penulis pemula mudah tercakup. Itula sebabnya, sastra cyber menjadi tawaran yang menarik dan menjadi pilihan. Sastra cyber menjadi suatu wilayah yang menjebol sistema satra lama, sistem yang dirasa tidak kondusif.

Sastra cyber hadir bukan sebagai suatu model kajian, akan tetapi sebagai wilayah kajian. Oleh karena itu, sastra cyber memang menjadi wilayah, tempat baru yang hadir untuk mempublis karya sastra. Banyak ruang yang disediakan oleh sastra cyber untuk para penulis mempublis karya-karyanya, seperti website, aplikasi e-reader, dan media sosial. Semua itu tidak terlepas dari perkembangan dan kemajuan teknologi juga kemudahan-kemudahan yang disuguhkan oleh dunia internet.

Masyarakat modern ditandai dengan ketergantungannya terhadap memperoleh dan menggunakan media komunikasi seperti media sosial. Di antara ruang yang menjadi bagian dari sastra cyber, media sosial menjadi ruang yang paling populer di kalangan masyarakat. Media sosial telah menjadi wadah untuk menyampaikan aspirasi, ideologi, dan sebagai ruang untuk berekspresi.

Media sosial menjadi platform digital yang di dalamnya menyediakan berbagai fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi para penggunanya. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di dalam media sosial yaitu melakukan interaksi atau komunikasi, juga memberikan informasi atau konten berupa foto, video, dan tulisan-tulisan. Media sosial menjadi media ekspresif, yang pada saat ini juga menjadi media penciptaan teks-teks sastra. Media sosial yang banyak digunakan itu misalnya, facebook, instagram, WhatsApp, twitter, dan sebagainya. Berbagai konten yang dibagikan lewat media sosial terbuka untuk semua pengguna selama 24 jam penuh, bahkan sampai kapan pun masih bisa diakses selama konten tersebut tidak dihapus. Setiap konten mudah diakses oleh para pengguna di mana pun dan kapan pun.

Media sosial sangat berperan dalam memuat karya sastra, seni, dan budaya sehingga para sastrawan semakin tertantang untuk menyajikan karyanya di media sosial. Tidak hanya para sastrwan atau para penulis yang sudah ahli, yang sudah mahir yang bisa mempublis karyanya di media sosial. Siapa pun, sastrawan dan penulis pemula bisa menyampaikan kreatifitas karya-karyanya tanpa batas di media sosial. Banyak para mahasiswa pun yang meyebarkan karya sastranya, memanfaatkan media sosial  seperti facebook, tweeter, Instagram.

Pemanfaatan media sosial sebagai ruang penyajian bagi karya sastra, selain efektif dan efesien, media sosial juga memiliki akses yang sangat luas. Ungkapan perasaan, gagasan, dan ide yang dituangkan ke dalam tulisan melalui media sosial mampu dibaca oleh banyak orang dari seluruh penjuru dunia dalam waktu sekejap.

Menyampaikan gagasan, menuliskan perasaan menjadi sebuah karya sastra hal itu bisa dengan mudahnya dilakukan di media sosial. Dengan kemudahan dalam menggunakan media sosial, hal ini memudahkan juga dalam berkreativitas dalam karya sastra. Bisa dilakukan di mana pun, kapan pun, dan oleh siapa pun. Tidak perlu takut karena masih pemula, lewat media sosial ini bisa menjadi awal untuk menciptakan kreativitas-kreativitas sastra. Tak ada batasan untuk siapa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun