Dampak dan Implikasi
Dampak Nyata
 Kerugian material: rumah pejabat kehilangan barang-barang pribadi, koleksi pribadi, dokumen penting, bahkan perabot dan elektronik mahal. Kerusakan fisik pada bangunan juga terjadi.Â
 Trauma psikologis: bagi korban penjarahan, kehilangan bukan hanya dari segi materi tapi juga dari segi keamanan, privasi, rasa dihargai, dan kepercayaan terhadap hukum. Hilangnya barang yang punya makna sentimental juga menambah luka batin. Sri Mulyani secara khusus mengungkap bagaimana lukisannya bukan sekadar barang.Â
 Ketidakpastian hukum dan keamanan: rakyat akan mengkhawatirkan keamanan tempat tinggal sendiri jika tindakan seperti ini bisa terjadi di rumah-rumah pejabat yang jelas-jelas dijaga lebih baik, apalagi bagi warga biasa.Â
Implikasi Lebih Luas
 Legitimasi pemerintah dan wakil rakyat: aksi kekerasan seperti ini bisa mengikis kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif dan eksekutif, terutama bila dianggap gagal menjaga keamanan atau merespons protes dengan dialog dan tindakan yang adil.
 Polemik tentang hak dan tanggung jawab: bagaimana membedakan antara protes yang sah, ekspresi kemarahan publik, dan tindakan kriminal seperti penjarahan. Penting untuk menjaga bahwa kritik dan protes tidak berubah jadi kekerasan dan pelanggaran hukum.
 Peran media dan media sosial: video-video, postingan, viralitas mempercepat penyebaran informasi baik yang akurat maupun tidak. Ini bisa memacu tindakan amatir atau massa yang termotivasi oleh "ingin ikut-ikutan" atau untuk unggahan media sosial.
 Penegakan hukum: kapasitas aparat dan sistem hukum diuji bagaimana cepat dan adil menangani tersangka, memulihkan kerugian korban, serta mencegah terulangnya. Juga, bagaimana aparat menjaga proporsionalitas dalam meredam kerusuhan agar tidak menindas hak berkumpul dan bersuara.
Refleksi & Pembelajaran