Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Filosofi Cara Makan Bubur Ayam dan Pilihan Politik

11 Oktober 2018   14:03 Diperbarui: 11 Oktober 2018   19:58 6160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk itu diperlukan kenekatan berekspresi, ke-luarbiasaan kita dalam bertindak. Kemauan kita untuk melihat kedalam, tanpa hierarki.

Sehingga penikmat bubur ayam campur adalah manusia dengan keleluasaan berpikir dan bekerja, cuek, spontan sekaligus tegas. Karena bagi mereka, rasa adalah segalanya.

Sinergi

Setelah pada kesimpulan yang teramat filosofis ini, saya sampai pada pertanyaan, bisakah dua tipe manusia ini bisa bersinergi? Bisakah dari mereka masing-masing saling "bertukar tempat"?

"Kamu tahu kampret dan cebong?" Tanya blio.

Pertanyaan yang tak perlu saya jawab. Saya cukup merenung, mencerna jawaban.

"Kampret" dan "Cebong" dua istilah yang akan masuk kedalam kamus legenda bahasa, adalah dua hal yang musykil untuk saling bertukar posisi. Mereka memiliki prinsipnya sendiri. Berdiri atas dasar "sosok".

Bahkan mereka saling klaim bahwa mereka punya "rasa" atas pilihannya, menjadi Kampret atau Cebong.

Seburuk-buruknya kampret, sekampret-kampretnya cebong, tidak akan bisa menukar posisi mereka. Setidaknya untuk saat ini. Tapi bukan berarti mustahil.

Karena toh saya sebagai pengikut mahzab bubur ayam campur pernah makan bubur ayam pisah meskipun rasanya aneh. Ada manisnya sendiri, ada rasa asin kaldu sendiri, ada pedas, ada gurih ayam sendiri, tidak kompak.

Mungkin, tapi dibutuhkan kerja yang extra keras. Kenapa demikian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun