Aa': Gini neng manis, jadi karyawan itu kita seenggaknya bisa belajar banyak dari bidang yang kita kelola. Misal kamu jadi karyawan pengolahan daging, kamu bisa belajar apapun soal daging sapi, dari mulai pembibitan sapi hingga jadi stik. Suatu saat, kamu pun bisa jadi pengusaha impor daging sapi, asal gak korupsi. Hebat kan.
T: Iya ya a'...hmmm....lalu katanya jadi pengusaha itu temannya banyak a', sedangkan jadi karyawan ya gitu-gitu aja, itu gimana tuh a'?
Aa': Itu hoax neng, jangan percaya sama sosmed. Teman banyak apa enggak, itu ya tergantung kamu sendiri. Ku tebak, pasti kamu jomblo ya? (T mengangguk). Nah, iyakan, makanya bergaul atuh neng, pake minyak wangi dikit. Justru ketika menjadi karyawan itu kesempatan kamu bikin link yang buanyak. Usahakan banyak ketemu orang, disimpen kartu namanya. Siapa tahu suatu saat membutuhkan. Link is a King, mblo.
T: Ah Aa' bisa aja, lalu a'..bagaimana soal keuangan, jadi pengusaha kan pendapatan tidak terbatas, lalu karyawan yang yaah..gitu-gitu aja a', gimana tuh a'?
Aa': Tetangga saya pernah bunuh diri lho, padahal dia pengusaha, alesannya karena banyak hutang. Tetangga saya yang lain dibunuh lho, alesannya curi ide toko sebelah, yang punya gak rela. Tetangga saya yang lain, pengusaha wisma atlet ditangkap KPK karena suap, nah, tetangga saya yang lain...
T: Aa'..sudah A'..sudah..saya tahu semua ada resikonya. Tapi a', jadi pengusaha itu katanya melatih kita untuk punya tanggung jawab, kayaknya keren gitu a', jadi pengusaha, kita bertanggung jawab pada karyawan kita dan juga keluarganya.
Aa': Lha terus kamu sekarang gak punya tanggung jawab gitu? Ibumu gimana? Bapakmu gimana? Adekmu yang SMA gimana? Terus laporanmu itu emangnya gak dipertanggung jawabkan? Lha kok enak.
T: Eh iya a', duh maaf, iya ya saya jadi inget keluarga saya (melow..). Lalu a', gimana supaya kita nyaman menjadi karyawan atau pengusaha, ya?
Aa': Pernah ikut job fair, neng?
T: Ya pernah atuh a'.
Aa': Kira-kira berapa orang yang mendaftar?