Cedric menghela napas, menggelengkan kepala. "Aku juga tidak tahu. Lebih tepatnya, agen rahasia kami mendapati mereka berdua pergi dari rumahmu sejak lima tahun yang lalu, pukul empat pagi. Kemudian di posisi yang tidak terlalu jauh, kloningan Alisa dan Caleb segera masuk ke rumah, agar kau yang masih tertidur tidak curiga. Sejak saat itu, kami kehilangan informasi tentang mereka berdua."
Rian memejamkan mata, mencoba meredakan emosi akibat tsunami fakta tadi. Entah kenapa mulai muncul rasa amarah, sedih, bingung, yang bercampur padu. "Terus, Pak Cedric mau apa dariku?" tanya Rian pelan sambil menatap mata zamrud Cedric.
Cedric menyeringai dan mulai memegang beberapa alat bedah di tangannya. "Aku ingin menjalin kerja sama denganmu, Rian. Kau mulai membenci ayah angkatmu 'kan? Aku sudah tahu dari tatapan matamu itu. Jadi, aku ingin mengubah dirimu menjadi sebuah eksitensi yang bisa membunuh Caleb, bahkan Alisa sekaligus. Setelah itu, pada akhirnya dendamku di masa lalu pada Caleb dan dendam milikmu padanya sekarang bisa terbalaskan," ujarnya panjang lebar. "Bagaimana? Kau tertarik? Kesempatan ini tidak akan datang dua kali, lho."
Rian tahu betul, orang yang ada di hadapannya ini hanya ingin memanfaatkannya saja. Setelah itu dia akan dibuang, menjadi barang sekali pakai. Namun, mengetahui fakta Caleb dan Alisa yang sebenarnya pergi entah ke mana dari rumah sejak lima tahun lalu, tepat sehari sebelum ulang tahunnya, dan fakta Caleb yang sudah membunuh kedua orang tua kandungnya. Maka dari itu, dia harus mencari tahu sesegera mungkin. Dengan kata lain, Rian sudah gelap mata. Hatinya terlanjur dihiasi oleh kebencian.
Rian akhirnya mengangguk dalam diam, dan 'operasi' pun dimulai.
Bersambung>>>
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI