Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Harapan di Tengah Kegelapan : Episode 2

3 April 2025   11:46 Diperbarui: 3 April 2025   10:16 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar : Canva)

"Lah, Ayah nggak bawa dompet. Gimana dong?"

Rian memandangi ayahnya dengan tatapan tidak percaya. Akhirnya mereka berdua tidak jadi beli minuman dan keluar dari minimarket dengan tangan kosong. Mereka berjalan beriringan lagi, namun kali ini dalam diam.

"Jadi, kita langsung  pulang aja nih?" tanya Rian memecah keheningan, sembari menoleh ke ayahnya. Sebentar lagi mereka sampai di halaman rumah.

Caleb hanya ber-'hm' pelan tanpa menoleh, sebelum dia mendadak berhenti berjalan, dengan dahi yang menyerngit. Rian juga ikut berhenti melihat ayahnya demikian, lalu melihat ke arah yang sama. Dia terkejut melihat Alisa, ibunya, yang berjalan sempoyongan sembari menenteng sebuah tas. Dia baru saja memasuki rumah tanpa menyadari keberadaan Rian, bahkan Caleb sekalipun. Aneh sekali.

"Itu... ibu kenapa, Yah?" tanya Rian dengan dahi yang berkerut.

Caleb tidak menjawab dan berjalan menghampiri Alisa yang mulai memasuki rumah, meminta Rian tetap di luar rumah untuk berjaga-jaga. Rian menurut saja karena selama ini dia sangat patuh kepada kedua orang tuanya, meskipun jantungnya berdegub kencang.

Baru saja Rian hendak memegang kenop pintu, karena sudah lima menit dia bosan menunggu di luar. Tiba-tiba ...

BOOM!

Rumahnya meledak dan api dengan cepat merambat ke seluruh penjuru rumah. Tubuhnya terpelanting kasar beberapa meter di permukaan tanah. Dia sempat tidak sadarkan diri. Sekujur tubuhnya merasa kesakitan, dan begitu sadar, dia berusaha berdiri dengan susah payah. Pemandangan rumah yang damai dan tenteram sebelumnya, kini digantikan dengan kobaran api yang dengan cepat membakar rumahnya. Beberapa tetangga yang sempat mendengar suara ledakan, sontak berseru kaget dan ketakutan.

Rian yang sempat melamun pun kini teringat sesuatu. "AYAH! IBU!" Rian berteriak kalang-kabut dan nekat menerobos rumahnya yang terbakar. Beberapa tetangga berusaha mencegahnya masuk, tapi sudah terlambat.

Beberapa puing rumah sempat menghalangi pemandangannya, beserta asap dan suhu panas yang mulai terasa sangat menyengat kulit serta membakar paru-parunya. Dan di sanalah, nampak sepasang kekasih yang sudah tergeletak tidak bernyawa. Alisa dengan posisi tengkurap beserta luka bakar yang menghiasi lengan dan kakinya, bersimbah darah. Tidak jauh dari sana Caleb juga tergeletak dengan posisi duduk bersandar dekat tembok dengan tangan kirinya yang... terbelah di kakinya. Darah mengucur deras dari sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun