Mohon tunggu...
Ryan Perdana
Ryan Perdana Mohon Tunggu... Administrasi - Pembaca dan Penulis

Kunjungi saya di www.ryanperdana.com dan twitter @ruaien

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sepeda-sepedaku dan Cerita yang Mengitarinya

10 Juli 2020   13:04 Diperbarui: 10 Juli 2020   13:05 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Federal harus meregang nyawa di 1996. Mereka menyerah dan tak berproduksi lagi. Dikabarkan, produsen sepeda Indonesia mendapat sanksi dari Eropa karena lakukan praktik dumping. Sejak itu, Federal tamat riwayat, sebelum akhirnya bangkit tahun ini lewat proses restorasi para pecinta dan pewarisnya.

Sejatinya, Indonesia bukan negara sembarangan dalam memproduksi sepeda. Indonesia patut berbangga karena memiliki merk dalam negeri yang bisa diandalkan. Sebut saja Wijaya Indonesia Makmur (Wim) Cycle, Polygon, United (PT. Terang Dunia Internusa), Element, Thrill, dan Pacific.

Selain berhasil menjual dengan jumlah angka yang tinggi di dalam negeri, mereka telah sanggup mengekspor ke banyak negara. Bahkan, Polygon sempat menjuarai beberapa event kelas dunia.

Cerita termutakhir (setidaknya sampai akhir 2019), Wim Cycle alami kesulitan keuangan dan berhenti produksi. Mereka tak mampu bersaing dengan merk lain dan sepeda impor asal China. Polygon, melalui PT. Insera Sena, disebut-sebut ingin tampil menyelamatkan.

Menurut sebuah sumber, jika memang Wim Cycle benar-benar mati, sebenarnya kita tak betul-betul kehilangan. Karena merk yang lahir dari rahimnya sampai sekarang masih eksis yaitu Thrill, Tabibitho, dan Adrenaline. Hanya, ketiga merk tersebut saat ini sudah diproduksi PT. Indonesia Bike Works, sebuah perusahaan yang berdiri terpisah dari PT. Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industries, pabrik Wim Cycle.

Sekadar info, merk-merk yang sering terlihat lalu lalang baru-baru ini sebenarnya anak dari merk yang sudah mapan. Sebut saja Exotic, Turanza, dan Aviator diinduki oleh Pacific (PT. Roda Pasifik Mandiri). Police, Alton, FoldX, dan RMB, anak dari Element (PT. Roda Maju Bahagia) dengan pabrik di Kaliwungu, Kendal.

Selain menelurkan berbagai merk, Element juga menjalin kerja sama dengan merk kelas dunia seperti Dahon dan Camp. Dahon, pemimpin pasar sepeda lipat dunia asal Amerika, memberi lisensi pada Element untuk memproduksi merk Dahon Ion, dengan seri Madison, Denver, Eugene, dan Chicago.

Element juga memiliki lisensi merk yang bermarkas di California, Camp. Camp sedang laris menjual seri Hazy.

***

Tiger yang bercat hijau-ungu berubah menjadi merah-silver. Ganteng betul. Saya jatuh cinta lagi. Hasil karya Mr. Maridun sungguh ciamik!

Sepeda saya jadi Tiger satu-satunya di dunia yang berwarna itu. Ia menjadi rare dan collector item. Jika saja YouTube sudah ada, pasti berpuluh content creator berebut me-review dan langsung trending.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun