Mohon tunggu...
Ryan Perdana
Ryan Perdana Mohon Tunggu... Administrasi - Pembaca dan Penulis

Kunjungi saya di www.ryanperdana.com dan twitter @ruaien

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Pengalaman Menonton Scorpions di JogjaROCKarta

21 Maret 2020   15:31 Diperbarui: 21 Maret 2020   18:27 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Koleksi Pribadi

Malam semakin tua, tapi penonton justru semakin berjiwa muda. Powerslaves hadir sebagai penampil selanjutnya. Band asal Semarang itu beraksi keren sekali. Seluruh personel bahu-membahu hidupkan suasana. Apalagi saat Malam Ini, Impian, dan Jika Kau Mengerti dinyanyikan. Pecah!

Sehabis menunggu panggung ditata sekitar 40 menit, Whitesnake muncul. Band bentukan mantan vokalis Deep Purple, David Coverdale, tampil sangat rancak memesona. Hampir seluruh lagu bertempo tinggi digeber tanpa ampun. Stamina para rocker gaek itu mengagumkan.

Bagi Coverdale, tahun ini adalah kunjungan keduanya. Pada 1975 ia konser di Jakarta bersama Deep Purple. Kala itu, God Bless dipilih menjadi band pembuka. Tak terduga, mereka kembali berada di panggung yang sama setelah empat puluh lima tahun.

Meski terus terang saya tak hafal lirik-liriknya, Whitesnake berhasil membuat saya berdecak dan tak bosan. Mereka berlari ke sana ke mari. Memamerkan skill gitar, bass, dan drum secara bergantian. Coverdale yang tampan dan flamboyan berhasil mengomandani grupnya untuk menghibur penonton secara paripurna. Memuaskan.

Whitesnake rampung, dan itu berarti pertunjukan mencapai puncaknya. Scorpions sekejap lagi akan tampil. Yaa Tuhan, apakah ini betulan?

Sambil menunggu panggung diset, kami duduk beralaskan jas hujan. Sembari ndheprok, saya berbincang dengan penonton yang berasal dari beragam kota. Ada pria muda kelahiran 1996 yang motoran hujan-hujan dari Solo. Ada pula mas-mas murah senyum dari Cilacap. Terlihat Roy Jeconiah berdiri tak jauh dari saya. Ada Pak Ganjar Pranowo dan Eross So7.

Paling lama, saya mengobrol dengan pria paruh baya yang hadir bersama istri dan putrinya yang masih SMA. Ia bercerita panjang lebar tentang petualangannya menonton konser rock. Mereka tak pernah absen menonton JogjaROCKarta. Empat tahun berturut-turut selalu ke Yogya. Sayang, si putra pertama yang kuliah di Jakarta tahun ini tak bisa ikut.

Di Jakarta, mereka juga tak pernah ketinggalan konser rock. Usai JogjaROCKarta, sudah diprogramkan akan menonton Hammersonic yang datangkan Slip Knot. Ia bahkan sudah memesan tiket pesawat dan reservasi hotel.

Ditegaskan berkali-kali, ia sekeluarga hanya ingin nyeneng-nyenengke awak, ingin bahagiakan diri dan keluarga, dengan nonton konser sampai ke luar kota.  Memang, kalau sudah senang apa saja ditempuh, apalagi kalau ada duitnya. Info terakhir, Hammersonic yang sedianya akan diadakan tanggal 27 s.d. 28 Maret ditunda karena Corona.

***

Layar besar tampilkan helikopter hitam yang berhenti di atas sebuah pencakar langit. Tak lama, panggung yang gelap menjadi berpendar terang dan musik cadas menghantam telinga. Bersamaan dengan itu, Rudolf Schenker, Matthias Jabs, Pawel Maciwoda berlarian dengan trengginas, disusul Klaus Meine yang terlihat paling berumur dan tergopoh-gopoh. Mikkey Dee, drummer (eks-Motorhead), sudah duduk dengan tertib di belakang sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun