Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menelusuri Jejak Cuitan Yayat Biaro Sang Anggota DPR-RI (Tanggapan untuk Tulisan Kompasianer Gatot Swandito)

20 Juli 2015   19:35 Diperbarui: 20 Juli 2015   19:35 30192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="cuitan yayat biaro dengan tambahan redaksional yang menyesatkan (screenshot)"][/caption]

Seorang teman men-share gambar tersebut di akun facebooknya, kebetulan ybs memang seorang Nasrani.  Yang saya salut darinya adalah ia hanya men-share gambar tersebut tanpa menyertakan pendapat pribadinya.

Gambar tersebut merupakan screenshot dari akun twitter milik Yayat Biaro yang di profilnya tertulis seorang anggota DPR-RI Komisi I Fraksi Partai Golkar dan tinggal di Jakarta.

Tapi bukan isi twit anggota DRP-RI tersebut yang mengusik perhatian saya.

Jika kita perhatikan redaksional yang menyertai gambar tersebut, tertulis bahwa isu pembakaran masjid di Papua merupakan rekayasa politik.  Di gambar tersebut dituliskan pula bahwa twit tersebut ditulis jam 05:10 atau jam 07:10 waktu Papua sementara di situ tertulis juga bakar-bakaran baru terjadi setelah pukul 07:52.

artinya dia sudah tau sebelum terjadi pembakaran,” tutup si pengunggah gambar – siapapun orangnya.

Kalimat terakhir itu yang membuat saya akhirnya melakukan penelusuran karena tercium bau gorengan di situ.

Penelusuran Pertama : Akun Twitter Yayat Biaro

Setelah menelusuri jejak-jejak share gambar tersebut, akhirnya saya menemukan akun twitter Yayat Biaro.  Beruntung pula bahwa baru beberapa hari berlalu semenjak ybs mengeluarkan cuitan bernada mengancam tersebut sehingga penelusuran saya tidak menghabiskan banyak waktu.

Dan inilah screenshot dari cuitan kontroversial tersebut :

[caption caption="perhatikan perbedaan waktu antara cuitan di gambar pertama dengan gambar di atas (screenshot)"]

[/caption]

Isinya sama persis sampai titik koma, perbedaan ‘hanya’ terletak pada posisi beberapa kata seperti “hukuman” dan “natalan nanti” sehingga saya berasumsi ada perbedaan perangkat yang digunakan antara saya dengan si pengunggah saat mengakses cuitan Yayat Biaro.

Satu hal yang menggelitik, cuitan tersebut memang benar ditulis tanggal 17 Juli 2015 akan tetapi waktunya berbeda.

Si pengunggah menyatakan bahwa twit ditulis jam 05:10 pagi alias jam 07:10 waktu Papua sementara saya menemukan bahwa twit tersebut ditulis jam 07:10 malam!

Perbedaan waktu yang signifikan.

Apa Yayat Biaro menghapus kemudian men-twit ulang?  Tapi kenapa waktunya bisa presisi hanya beda 14 jam?  Atau si pengunggah yang tidak paham perbedaan antara AM (tengah malam s.d pagi) dengan PM (siang hari sampai tengah malam)?

Atau ada sesuatu yang lain?

Saya pun meneruskan investigasi.

Penelusuran Kedua : Situs Islam Toleran dan Akun Kompasiana Gatot Swandito

Investigasi berikutnya membawa saya ke salah satu artikel di situs islamtoleran.com berjudul “Waspada…Politisi Golkar Ini Ancam Bakar Gereja Di Hari Natal Nanti”.  Berikut saya kutip sebagian isinya :

Begini cecuitan Yayat yang meroketkan namanya itu, “jika tindakan membubarkan sholat ied, kemudian bakar mesjid tdk diberi hukuman setimpal, jgn salahkan jika natalan nanti gereja2 dibakari!”

Kicauan itu dipublis Yayat lewat akun Twitter-nya @yayatbiaro pada 17 Juli 2015 pukul 05.10. Kalau dilihat dari waktunya, cecuitan Yayat ini hanya berselang beberapa menit setelah kerusuhan Tolikara yang terjadi pada sekitar pukul 07.30 WIT atau 05.00 WIB.

Artinya saat memposting kicauannya, Yayat belum mendapat informasi cukup. Bagaimana mungkin seorang wakil rakyat yang mengaku sebagai “Yang Terhormat” menyebarluaskan informasi yang sangat sensitif yang ia sendiri belum tentu memiliki data yang mencukupi.

Lagi, di sini saya menemukan informasi cuitan yang ditulis jam 05:10.

Namun yang menarik, saya menemukan fakta bahwa tulisan di islamtoleran.com merupakan re-publish dari tulisan seorang Kompasianer bernama Gatot Swandito.  Sayangnya pihak islamtoleran tidak menyertakan tautan asli tulisan Kompasianer tersebut sementara fitur pencarian di Kompasiana sampai saat ini belum bisa digunakan untuk mencari nama Kompasianer – hanya bisa digunakan untuk mencari judul artikel, padahal judul artikel tersebut sudah diubah.  Ini PR buat Mas Gatot untuk menuntut pihak islamtoleran karena mengubah judul tulisan tanpa izin agar lolos pemeriksaan copyscape hehehe…

[caption caption="credit dari islamtoleran.com yang menyebutkan bahwa artikel tersebut merupakan republish dari tulisan gatot swandito di kompasiana (screenshot)"]

[/caption]

Beruntung bahwa saya dan Kompasianer Gatot Swandito belum lama berteman di facebook sehingga saya bisa menemukan tulisannya di Kompasiana mengikuti tautan yang dipublish di linimasanya.

Dan berikut adalah screenshot dari tulisan Kompasianer Gatot Swandito :

[caption caption="artikel yang ditulis kompasianer gatot swandito (screenshot)"]

[/caption]

Di sini saya mulai menemukan titik terang kronologis cuitan Yayat Biaro, lengkap dengan waktunya sbb :

  1. “jika tindakan membubarkan sholat ied, kemudian bakar mesjid tdk diberi hukuman setimpal, jgn salahkan jika natalan nanti gereja2 dibakari!” – jam 05:10
  2. “ini warning buat kaum nasrani, tokoh2 & pemimpin2 nasrani, komitmen anda thd keutuhan bangsa terpaksa kami pertanyakan, jika kalian diam” – 20 menit kemudian, jam 05:30?
  3. “sy bela muslim teraniaya, ingatkan kemungkinan ada pembalasan jika hukum tak tegak, apa urusanya dg provokasi? jangan alihkan masalah bung!” – 06:17
  4. “yg bilang twit sy perkeruh suasana, sy provokator, sy malah curiga, jangan jangan kalian emang punya niatan jelek, dg alihkan cerita?” – 06:38

Sekarang kita cocokkan dengan cuitan yang ditulis Yayat Biaro sbb :

[caption caption="cuitan pertama ditulis jam 07:10 (screenshot)"]

[/caption]

[caption caption="ditulis 10 menit setelah cuitan pertama (screenshot)"]

[/caption]

[caption caption="cuitan ketiga ditulis jam 08:17 (screenshot)"]

[/caption]

[caption caption="cuitan terakhir, ditulis jam 08:38 (screenshot)"]

[/caption]

Polanya cocok!  Kecuali di gambar nomer 2, penulisan menit antara tulisan Kompasianer Gatot Swandito dengan cuitan Yayat Biaro benar-benar tepat!

Perbedaannya adalah terdapat selisih waktu 14 jam antara kronologi yang disebutkan Kompasianer Gatot Swandito dengan cuitan asli Yayat Biaro.  Jadi jika Yayat Biaro menulis jam 08:38 malam, maka Kompasianer Gatot Swandito membacanya sebagai jam 06:38 pagi.

Jadi, di mana masalahnya?

Kriuk!

Ternyata di Sini!

Dengan sedikit mengutak-atik setting twitter, ternyata kita bisa menggoreng jam berapa Yayat Biaro menulis cuitannya.

Apa pendapat Kompasianer bila saya katakan bahwa Yayat Biaro menuliskan cuitan tidak pantas tersebut tanggal 17 Juli 2015 jam 01:10 dini hari seperti di bawah ini?

[caption caption="cuitan yayat biaro versi saya, tanggal 17 Juli 2015 jam 01:10 dini hari, jauh sebelum terjadinya insiden (screenshot)"]

[/caption]

Kambing hitam paling mudah adalah Photoshop, tapi bukan.  Bukan Photoshop.

Lalu bagaimana?

Saya cukup mengubah zona waktu di pengaturan akun menjadi GMT-11, ‘kan ceritanya saya sedang berada di Samoa :

[caption caption="dengan mengubah pengaturan zona waktu di twitter, kita bisa menampilkan jam berapa cuitan tersebut dituliskan semau kita (screenshot)"]

[/caption]

Sesederhana itu.

Sekadar informasi, standar zona waktu untuk WIB adalah GMT +7.

Karena itu dalam menyikapi perbedaan waktu cuitan versi Yayat Biaro dengan Kompasianer Gatot Swandito yang sejauh 14 jam, saya menduga bahwa rekan kita saat itu sedang berada di zona waktu GMT -7 yaitu Pasifik (US & Canada), Tijuana, atau Arizona (lihat gambar di atas).

Jikapun sedang tidak berada di zona waktu di atas, kemungkinannya rekan kita ini tertipu informasi hoax oleh seseorang bahwa Yayat Biaro berbalas cuit di pagi hari ketika umat Muslim di wilayah Jakarta dan sekitarnya tengah menanti detik-detik menjelang Shalat Ied dilangsungkan.

Sayang sekali.

Dan pesan saya untuk si pengunggah gambar paling atas, janganlah memperkeruh suasana dengan mengatakan bahwa ia (Yayat) sudah mengetahui akan ada pembakaran.

Semoga tulisan saya kali ini bermanfaat, tetaplah berhati-hati dalam menyikapi sebuah informasi yang beredar di dunia maya. Selamat malam!

Catatan tambahan : saya bukan siapa-siapa, di dunia maya nama saya cuma disebut-sebut sebanyak 8.000-an kali :(

Tautan Luar :

  1. Akun twitter Yayat Biaro
  2. Waspada…Politisi Golkar Ini Ancam Bakar Gereja Di Hari Natal Nanti
  3. Rusuh Tolikara, Anggota DPR Malah Memperkeruh Situasi

Tulisan ini dipublish pertamakali di kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun