Mohon tunggu...
Ryan Martin
Ryan Martin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Kedokteran Gigi

Berbagi Pengalaman, Perasaan, Pemikiran dan Kisah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengalamanku "Membeli" Perusahaan, Bisa Menjadi Tren 2021, lho!

6 Januari 2021   09:06 Diperbarui: 6 Januari 2021   09:27 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai, perkenalkan saya Ryan. Saya adalah seorang investor pemula yang mencoba menekuni dunia investasi sejak bulan Agustus tahun 2020. 

Membahas mengenai tren 2021, saya yakin social media seperti TikTok-lah yang akan menjadi juara. Pangsa pasar yang sangat luas, menjadikannya digemari oleh banyak kalangan. Penggunanya antara lain pelajar, tenaga medis, pekerja kantor, dancer, para pengusaha, para pengajar dan bahkan kalangan animalia, khususnya genus felis dan canis. 

Namun, saya ingin membicarakan sedikit mengenai investasi, yang menurut pandangan saya pribadi, dapat menjadi tren 2021 mengimbangi social media. Izinkan saya menyampaikan pengalaman saya mengenai investasi dan alasannya menjadi suatu tren di tahun 2021.

Investasi menurut saya merupakan suatu bentuk menabung yang next level. Layaknya menabung didalam celengan ayam berwarna merah dan terbuat dari tanah liat, namun ayam ini dapat menghasilkan telur yang dapat dijual kembali. Singkatnya adalah tabungan yang menghasilkan passive income. Investasi tersedia dalam berbagai macam bentuk. 

Deposito adalah salah satu bentuk investasi yang sudah umum dikenal, bahkan sejak generasi X. Akan tetapi, sejak tahun 2020 (atau setidaknya, itu yang saya sendiri alami) bentuk investasi lain mulai menarik perhatian masyarakat. Ia adalah saham dan juga reksadana. Saham individual merupakan suatu surat tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Sedangkan reksadana adalah kumpulan dana yang akan dikelola oleh manager investasi untuk menghasilkan keuntungan. 

Bentuk investasi sebenarnya tidak hanya itu saja. Tanah, emas, properti, toko kelontong, edukasi atau bahkan kucing anggora dan ternak ikan cupang pun termasuk dalam kategori investasi. Karena saya belum pernah memiliki kucing anggora ataupun ikan cupang, maka saya tidak akan membahas lebih jauh mengani hal itu.

Diantara semua bentuk investasi, yang menarik perhatian saya adalah saham. Memiliki perusahaan. Wow. Sungguh suatu aset yang tidak pernah terbayangkan bahwa dapat dilakukan (setidaknya oleh diri ini). Mungkin kalian sering mendengar nama-nama besar seperti bank BCA, bank Mandiri, Unilever, Indofood, Astra atau Emas Antam. Kalian dapat memiliki perusahaan tersebut. Ya, walaupun hanya 0,000000000000000001% dari total kepemilikan perusahaan. Namun, tetap saja. Jika anda membeli, anda menjadi bagian dari kepemilikan perusahaan itu. 

Saham. Suatu surat kepemilikan perusahaan yang diperjualbelikan oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan dana. Alasan utama para perusahaan ini mengeluarkannya adalah uang. Dengan uang, perusahaan ini dapat memperluas sayapnya dan terbang lebih tinggi. Dan tentu saja, sebagai pemilik (jika sudah membeli saham itu), anda akan memperoleh keuntungan juga. Keuntungan dari saham ini sendiri didapati dari 2 hal, yakni capital gain dan dividen. 

Capital gain merupakan nilai dari selembar saham itu sendiri. Jika anda membeli selembar saham seharga 1 Rupiah, dan setahun kemudian, selembar saham itu naik menjadi 101 Rupiah karena daya beli yang meningkat, maka capital gain  yang anda dapatkan adalah 100%. Sedangkan dividen merupakan suatu imbal hasil yang diberikan suatu perusahaan kepada para pemilik perusahaan berdasarkan kinerjanya dan jumlah saham yang dimiliki individu. Jumlah saham minimal untuk dibeli adalah 100 lembar. Per 100 lembar saham ini, disebut sebagai lot. 

Sehingga, jika seorang individu memiliki 5 lot saham perusahaan Z, dan dividen yang diberikan untuk setiap lembar saham perusahaan Z adalah 5 Rupiah, maka divident yang diterima oleh individu ini adalah 5 (jumlah lot) dikali 100 (1 lot adalah 100 lembar) dikali 5 (dividen yang diberikan perusahaan Z), sama dengan 2500 Rupiah. Kurang lebih, begitulah cara mendapat passive income dari saham ini.

Agustus tahun 2020 merupakan titik jenuh saya pribadi. Karantina selama 6 bulan, tanpa keluar rumah sama sekali, membuat saya merasa tertekan. Bahkan untuk membeli cilok pun, tidak dapat saya lakukan. Tidak melakukan apapun. Memang, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Bahkan jika "tidak melakukan apapun" terlalu banyak pun, juga tidak baik. Nasib seorang pengangguran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun