Mohon tunggu...
Ryan Andin
Ryan Andin Mohon Tunggu... lainnya -

---

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bukan Vonis Kepagian (2)

15 Agustus 2011   06:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:46 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_129054" align="aligncenter" width="420" caption="In this world, there's a kind of painful progress. Longing for what we've left behind and dreaming ahead."][/caption]

. . Untuk Widyo Purnomo . .

Dua tahun sudah semuanya serasa direnggut darimu. Pencapaian gemilang yang sudah kau raih, cita-citamu dan setumpuk mimpi yang dulu kau gantungkan begitu tinggi pada langit-langit hatimu, yang kau bangun dan endapkan dalam tidur malam-malammu, dan berharap kelak itu ngejawantah pada jalan hidupmu; entah melayang ke mana sekarang.

Kini, kamu seolah terpenjara, terkungkung oleh tembok-tembok keterbatasan fisik. Semuanya menjadi sirna seketika gara-gara ketakmaukompromian jantungmu yang mengambil aksi radikal mogok kerja karena invasi selegiun virus. Mudah-mudahan itu tidak mengekspansi spiritmu, lalu luluh-lantak seperti Hiroshima dan Nagasaki akibat Mr. Little Boy and Mr. Fat Man yang dijatuhkan ke atasnya. Kalau pun toh iya, jangan lama-lama ya, Hiroshima dan Nagasaki bisa dibangun lagi, malahan jadi tambah maju dan modern.

Kamu kecewa. Menyalahkan rumput yang bergoyang? Untuk antisipasi, sori, sudah dibabat tukang taman kemarin, jadi katanya dia kagak ikut-ikutan untuk soal ini. Mau cari kambing hitam? Wah, susah juga, rasa-rasanya hewan ini sudah langka. Kalo pun ada, mungkin harus inden. Tahu kenapa? Sadar-tidak sadar, ternyata tingkat konsumsi kita terhadap spesies ini begitu tinggi. Di meja makan, ia menjadi menu yang nyaris saban hari ada. Apalagi di meja publik, dipakai sebagai menu ngeles untuk lepas tangan atau bersembunyi dari. Mungkin bisa diusulin masuk dalam Daftar Merah Hewan Langka IUCN, terutama yang endemik Indonesia. Nah, wajar kalo kamu pertama-tama lari mengeluh kepada Sang Kreator. Kau berhak marah dan itu sehat. Mentang-mentang yang memberi hidup kok sak penak e udele dewe mengacak-acak; dan tak tahu waktu lagi, justru ketika masa-masa subur adrenalin semangatmu mengejar prestasi mengalir begitu deras, justru ketika kamu mulai menikmati malaikat kecilmu tumbuh menjadi gadis belia yang lucu, tapi kok tega merampasnya begitu cepat tanpa permisi, sebelum kau buktikan juga bahwa kau tidak sia-sia lahir sebagai salah satu produk unggul sejarah evolusi berliku Si Manusia Bijaksana yang hidup seratusan ribu tahun lalu.

Alih-alih mencari dan menunggu jawaban langsung datang dari ujung langit entah mana yang tak pasti, atau mungkin jawabnya malah, "Aku ikut menderita bersamamu, Nak!" Kalo jawabannya ini, yah semua pertanyaan mengapa yang menyusul kemudian hanya akan menggapai dinding lalu terpantul kembali. Daripada dan daripada hanya akan menguras banyak energi, ah mungkin kita mesti mengolahnya sendiri.

.

---

.

Kita mengenal kata adaptasi dan improvisasi. Di dalam KBBI, keduanya hanya berupa kata benda abstrak yang tergolek tanpa arti sama sekali, jika berdiri sendiri, sampai kita memberinya napas baru me-, mengadaptasi & mengimprovisasi. Segera setelah menjadi verba, keduanya serasa aktif dan hidup, seolah-olah punya daya gerak, punya daya kerja, punya daya juang. Nah, gerakan aktif adaptasi dan improvisasi inilah yang menciptakan sejarah evolusi.

Oleh guru biologi di SMP dulu, kita diajari Teori Evolusi Darwin tentang proses seleksi alam yang bilang bahwa hanya organisme dengan karakteristik adaptasi terbaiklah yang bisa tetap bertahan hidup. Ini berarti, ruang atau situasi boleh saja selalu berubah, atau bumi boleh saja kotak-kotak, tapi sejauh kita melakukan adaptasi terbaik, harusnya oke-oke saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun