Mohon tunggu...
RYAN PUTRA MAULANA
RYAN PUTRA MAULANA Mohon Tunggu... bisa dipanggil ryan, kawula muda, independent boys

mahasiswa program studi ilmu ekonomi fakultas ekonomi dan bisnis islam universitas islam negeri sunan ampel surabaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mimpi dan Tantangan Seorang Walikota : Merancang Strategi 10 Tahun Kota yang Lebih Layak Huni

24 September 2025   11:18 Diperbarui: 24 September 2025   11:17 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mimpi dan Tantangan Seorang Walikota : Merancang Strategi 10 Tahun Kota yang Lebih Layak Huni


Pagi hari di Jakarta, Surabaya atau Bandung dimulai dengan ritual yang sama kemacetan yang mengular sepanjang jalan protokol, klakson yang bersahutan dan asap kendaraan yang mengepul memenuhi langit kota. Di balik gedung-gedung pencakar langit yang megah masih terdapat kampung-kampung padat yang kesulitan mengakses air bersih. Sementara itu di sudut-sudut kota para pencari kerja berdesak-desakan menunggu transportasi umum yang tak kunjung datang tepat waktu. Bayangkan yang bertanggung jawab mengatasi semua kompleksitas ini adalah Wali Kota. Setiap hari ribuan keluhan warga menumpuk di meja kerja. Kemacetan yang merampas waktu produktif, banjir yang merendam rumah-rumah, tingginya angka pengangguran hingga pelayanan publik yang masih berbelit-belit. Kepemimpinan walikota yang efektif membutuhkan lebih dari sekadar niat baik dan janji-janji kampanye. Ia memerlukan visi jangka panjang yang terukur, strategi holistik yang menyentuh akar permasalahan, dan kemampuan untuk memprioritaskan tantangan yang saling terkait dalam satu rencana pembangunan 10 tahun ke depan. Artikel ini akan mengulas empat tantangan prioritas yang harus dihadapi setiap pemimpin kota modern, beserta strategi penanganan yang komprehensif dan berkelanjutan.

Visi dan Prinsip Dasar Kepemimpinan

Sebagai Wali Kota filosofi kepemimpinan yang akan memandu setiap keputusan adalah menciptakan "Kota yang Berketahanan, Inklusif dan Cerdas" dalam 10 tahun ke depan. Visi ini bukan sekadar slogan melainkan cetak biru pembangunan yang menempatkan kesejahteraan warga sebagai prioritas utama sambil memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati lingkungan yang lebih baik dari hari ini. Untuk mewujudkan visi tersebut tiga prinsip kepemimpinan akan menjadi landasan setiap kebijakan. Pertama Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) yang memastikan setiap kebijakan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan secara berimbang. Tidak ada lagi pembangunan yang mengorbankan kelestarian lingkungan demi pertumbuhan ekonomi jangka pendek. Kedua Tata Kelola yang Kolaboratif yang menghadirkan sinergi antara pemerintah kota, masyarakat sipil, sektor swasta, akademisi dan komunitas lokal. Pembangunan kota tidak bisa lagi dilakukan secara top-down melainkan harus melibatkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat dalam proses perencanaan hingga evaluasi. Ketiga Data-Driven Policy yang memastikan setiap kebijakan didasarkan pada data yang akurat dan evidence-based research bukan hanya intuisi atau kepentingan politik semata. Era digital menuntut kepemimpinan yang cerdas memanfaatkan teknologi untuk membaca kebutuhan warga secara real-time dan mengambil keputusan yang tepat sasaran.

Tantangan Prioritas dan Strategi Penanganan

Krisis Mobilitas dan Transportasi

Mengapa Ini Prioritas?

Kemacetan di kota-kota besar Indonesia bukan sekadar masalah lalu lintas biasa. Kemacetan telah menjadi parasit ekonomi yang menghabiskan triliunan rupiah setiap tahunnya melalui waktu produktif yang terbuang, konsumsi bahan bakar yang berlebihan dan biaya kesehatan akibat polusi udara. Di Jakarta misalnya rata-rata penduduk menghabiskan 3-4 jam per hari hanya untuk perjalanan waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk bekerja, belajar atau menghabiskan waktu bersama keluarga.

Strategi Penanganan (10 Tahun)

Jangka Pendek (1-2 tahun) Optimasi sistem lalu lintas melalui penerapan lampu lalu lintas cerdas berbasis artificial intelligence yang dapat menyesuaikan durasi lampu berdasarkan kepadatan arus kendaraan secara real-time seperti yang telah diterapkan di Barcelona, Spanyol dengan sistem smart traffic lights yang mengurangi waktu perjalanan hingga 21%. Perbaikan menyeluruh infrastruktur trotoar dan jalur pejalan kaki untuk mendorong aktivitas walking dan cycling mengadopsi model Copenhagen, Denmark yang memiliki 390 km jalur sepeda terintegrasi. Penambahan rute dan frekuensi angkutan umum eksisting disertai dengan pelatihan driver untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Jangka Menengah (3-5 tahun) Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) atau Light Rail Transit (LRT) untuk koridor pertama yang menghubungkan pusat bisnis dengan kawasan hunian utama mengikuti model sukses Singapura yang memiliki jaringan MRT dengan 93% penduduk tinggal dalam radius 1 km dari stasiun. Implementasi sistem pembayaran transportasi terintegrasi (e-ticketing) seperti Oyster Card di London atau Octopus Card di Hong Kong yang memungkinkan penumpang menggunakan satu kartu untuk berbagai moda transportasi. Pengembangan infrastruktur pendukung seperti bike lane, bike sharing stations seperti Vélib' di Paris dan pedestrian bridge yang memadai. Jangka Panjang (6-10 tahun) Ekspansi jaringan MRT/LRT ke seluruh koridor strategis kota dengan target 80% wilayah kota dapat diakses dengan transportasi massal dalam radius 1 km mengikuti standar Tokyo, Jepang yang memiliki salah satu sistem transportasi publik terluas di dunia. Transisi penuh kendaraan angkutan umum ke sistem elektrik untuk mengurangi emisi karbon seperti yang telah dicapai Shenzhen, China yang mengoperasikan 16.000+ bus listrik. Penerapan konsep Transit-Oriented Development (TOD) seperti di Curitiba, Brasil yang mengintegrasikan hunian, perkantoran dan pusat perbelanjaan di sekitar stasiun transportasi massal.

Ketahanan Lingkungan dan Perubahan Iklim

Mengapa Ini Prioritas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun