Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sembilan Titik

15 Oktober 2025   21:09 Diperbarui: 15 Oktober 2025   21:05 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah ditandai dalam titik
hingga membuat dia tak berkutik
dia ingin lari dari kenyataan
tetapi tanda sudah tidak bisa dihapuskan

Tepat jam sembilan malam
rasa sakit itu semakin dalam
hanya mengharapkan sebuah pengakuan
namun tidak satu kata pun dikeluarkan

Telah menjaga mulut dengan diam
dia benar-benar bungkam
tidak sedikitpun goyah dengan rayuan
begitu pula tidak peduli dengan suara tangis kesedihan

Baca juga: Nyawa Kayu

Diammu akan terusik
ketika terungkap rahasia dalam titik
dalam hitungan detik
bungkammu akan tercabik-cabik

Sungailiat, 15 Oktober 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Sapu di Bahu

Baca juga: Memanjat Langit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun