Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Terlalu Pahit Kopi Malam Ini

8 Februari 2020   00:37 Diperbarui: 8 Februari 2020   00:49 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terlalu pahit kopi malam ini, bukan karena kehabisan gula tapi mata tak kuat menyaksikan perempuan belia masih berada di tepi jalan. Kuat menahan dingin walapun dengan pakaian setengah terbuka. Sedangkan kopi lelaki sudah kedinginan. Bertambah pahit dirasa.

Terlalu pahit kopi malam ini. Ketika didekati perempuan tua peminta-minta. Lelaki tidak jadi menghabiskan sisa sedikit kopi. Tubuh renta perempuan tua bertahan hanya karena terpaksa.

Terlalu pahit kopi malam ini. Bukannya sepotong roti. Bukan pula singkong goreng yang menemani. Tapi keterpaksaan telah meruntuhkan harga diri. Dengan malam pula ia berbagi. 

Terlalu pahit kopi malam ini. Lama di tepi jalan tak ada yang peduli. Perempuan belia mendekat, menawarkan diri. Lelaki cuek, ia mengaca wajahnya dalam sisa secangkir kopi.

Sungailiat, 8 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun