Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Menjaring Pagi

15 Oktober 2019   00:57 Diperbarui: 15 Oktober 2019   00:59 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Telah dibentang pagi tanpa embun yang lebih dahulu kering karena kemarau. Menjaring pagi dengan harapan hanya sia-sia dalam risau. Tak ada guna tanah diiris dengan pisau. Tak akan mengaliri air yang semakin jauh terpantau.

Pisau kemarau telah mengalahkan awan yang kosong. Mendung semakin jauh, kemarau sudah tak tertolong. Sumur dibelakang rumah sudah kosong. Kemarau sudah lama. Rumput-rumput sudah tak berdaya.

Menjaring pagi dengan doa-doa, mungkin ini bisa. Keyakinan tetap ada. Ketika setitik air jatuh walau hanya rasa.

Sungailiat, 15 Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun