Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pagi Telah Dikawinkan Matahari

18 Juli 2019   08:00 Diperbarui: 18 Juli 2019   08:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah dicemari pantai dengan rindu beradu, hingga pasir putih cinta yang bercinta. Rindu terlarang, cinta terlarang telah menukik Camar menyambar kebahagian yang sesaat. Kita bukan Camar hanya untuk memenuhi kebutuhan hari ini saja, tapi ada masa paceklik yang mencekik. Bersaksilah kepada laut, tak akan mengulangi kesalahan disengaja yang berakhir dengan pembelaan diri, khilaf.

Jangan sampai dicemari laut, biarkan yang sudah terlajur pasir putih pantai dikotori dengan janji yang tak pernah terpenuhi. Biarkan kotoran itu kering tak pelu dibersihkan, agar tidak mengotori yang lain. Lihat, matahari telah terjalin melalui sinar yang terpancar hingga mengenai batin. Pagi dan matahari telah kawin.

Perkawinan pagi telah melahirkan keindahan melupakan kebencian. Perkawinan pagi yang telah melupakan pantai yang tercemari kemaksiatan. Perkawinan matahari telah meluluhkan dendam, hingga menghentikan pembalasan. Kita adalah keturunan matahari tak pendendam, mudah melupakan.

Sungailiat, 18 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun