Masih tersisa satu saja bukti kita pernah disini. Diantara pohon cemara yang tinggi. Pasir pantai yang dipenuhi jejak kaki. Yang mana jejak kaki kita. Tak ada yang bisa ditanda. Jejak kita hanyalah runtuhan pondasi yang luka parah. Setelah kerakusan yang menjarah. Telah menjadi sejarah.Â
Setelah melihat kenyataan yang ada pasti hatimu terluka. Kenyataannya sudah tidak ada tenggang rasa. Hanya dipenuhi amarah. Terasa sudah tak ramah. Kekuatan yang dikuasai nafsu serakah. Telah hampir menghisap darah.Â
Sisa kenangan yang tak bernyawa tak akan jadi bakai. Hanyalah puing - puing yang dibiarkan terbengkalai. Tak akan memburuk walau sudah terluka tusuk. Biarkan cemara mendongak di tepi pantai, kita tetap membungkuk.Â
Sungailiat, 3 Oktober 2018Â