Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Awan Gelap di Atas Kuba

17 Juni 2018   16:12 Diperbarui: 17 Juni 2018   16:14 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Rustian Al Ansori

Awan berjuang membuka gelap agar terbelah matahari. Tak juga terbelah sejak pagi hari. Sesekali matahari mengintip membuka kuat-kuat. Tetap saja kembali awan gelap merapat. 

Awan gelap bergayut diatas kuba. Walau sebenarnya tidak ada yang sedang berduka. Awan gelap yang bertahan dalam berat. Akhirnya terbelah, masjid pun diguyur hujan lebat. 

Kuba yang terpanggang sebulan telah didinginkan hujan. Sejuta nafas memanaskan telah disejukkan. Sajadah yang menghitam mengeriput tak lagi kusut. Tinggal beberapa sap saja tempat bersujud. 

Masjid besar yang telah bersama dalam sebulan. Telah ditinggalkan tapi tak sepi karena masih ada orang - orang yang memakmurkan. Orang - orang yang pergi setelah Ramadhan mungkinkah baru kembali tahun depan? 

Entahlah, mungkin mereka sedang sibuk lebaran? Mungkin pula masih Kelelahan?

Kawan. Kuba masjid kita telah dibersihkan hujan. Tak lagi kotor juga berdaki. Setelah Ramadhan masjid kita jangan sampai sepi. 

Kawan. Awan gelap di atas kuba telah menjadi  hujan. Kuba telah dibersihkan. Kuba kembali dalam kilauan. 

Sungailiat, 17 Juni 2018 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun