Awan berjuang membuka gelap agar terbelah matahari. Tak juga terbelah sejak pagi hari. Sesekali matahari mengintip membuka kuat-kuat. Tetap saja kembali awan gelap merapat.Â
Awan gelap bergayut diatas kuba. Walau sebenarnya tidak ada yang sedang berduka. Awan gelap yang bertahan dalam berat. Akhirnya terbelah, masjid pun diguyur hujan lebat.Â
Kuba yang terpanggang sebulan telah didinginkan hujan. Sejuta nafas memanaskan telah disejukkan. Sajadah yang menghitam mengeriput tak lagi kusut. Tinggal beberapa sap saja tempat bersujud.Â
Masjid besar yang telah bersama dalam sebulan. Telah ditinggalkan tapi tak sepi karena masih ada orang - orang yang memakmurkan. Orang - orang yang pergi setelah Ramadhan mungkinkah baru kembali tahun depan?Â
Entahlah, mungkin mereka sedang sibuk lebaran? Mungkin pula masih Kelelahan?
Kawan. Kuba masjid kita telah dibersihkan hujan. Tak lagi kotor juga berdaki. Setelah Ramadhan masjid kita jangan sampai sepi.Â
Kawan. Awan gelap di atas kuba telah menjadi  hujan. Kuba telah dibersihkan. Kuba kembali dalam kilauan.Â
Sungailiat, 17 Juni 2018Â