Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

7. Rusman, Tafsir Serat Tripama

13 April 2019   12:39 Diperbarui: 9 Mei 2019   03:13 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raden Karna Gugur oleh panah Adiknya sendiri

Tetapi dalam konteks sikap "bawa leksana" ketiganya patut menjadi contoh terutama bagi para prajurit. Mereka rela gugur bersimbah darah sebagai seorang ksatriya sejati.

2. Para Pandawa sebagai ksatriya utama tentu juga tidak kalah pamornya untuk bisa menjadi contoh dalam memperjuangkan nilai-nilai kebaikan.

Namun mereka sudah terlanjur ter-stikma sebagai figur panutan. Tentu tidak harus selalu Pandawa kan? 

Orang tidak akan heran lagi jika misalnya Bima atau Arjuna yang ditampilkan dalam kisah ini. Lagi pula mereka tidak gugur di tengah peperangan.

3. Makna kisah Tripama ini terutama dimaksudkan untuk menggugah jiwa "keprajuritan", atau jiwa "korsa" untuk istilah tentara kita. 

Namun konteks prajurit harus dimaknai secara luas. Prajurit bisa berarti pula para pegawai, karyawan, petani, bahkan pedagang. Mereka ini adalah para ksatriya di bidangnya masing-masing.

4. Menurut hasil kajian penulis kelompok "pemuka agama" bukanlah termasuk yang dituju oleh Serat Tripama.

Mereka adalah figur yang berada di atas para ksatriya yang tentu memiliki kriteria tersendiri. 

Itulah sebabnya dalam serat ini Sri Mangkunegara IV sengaja tidak menyinggung Sang Dewa Brata atau Begawan Bisma.

5. Berdasarkan analisa penulis sikap "bawa leksana" yang ditunjukkan Bisma jauh melebihi ketiga ksatriya itu. 

Mulai dari kerelaannya melepas singgasana Astina, sumpah wadatnya, keikutsertaannya dalam sayembara demi kebahagiaan adiknya, dan tentu masih banyak lagi sisi kehidupan Bisma yang patut menjadi suri tauladan kita semua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun