Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rusman: Wayang, Monolog Dewi Gendari

3 Oktober 2018   23:02 Diperbarui: 31 Maret 2019   00:34 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tunggulah saatnya Pandu, kau akan menyesali kelakuan kejimu itu

Dan ternyata Yang Maha Kuasa telah mengijinkan rencanaku

Dari darahku telah terbentuk seratus pasang tangan perkasa

Lalu, salahkah aku jika dendam kesumat itu kulewatkan anak-anakku?

Bukankah rasa dendam, iri dan dengki itu adalah manusiawi? Bukan salahku kan?

Bapaknya Pandawa itulah yang telah membuatku gila sempurna

Dan lewat pengaruh suamiku, yang juga uwaknya para Pandawa

Aku dan adikku Sengkuni telah bersumpah

Akan membuat istri dan anak-anak Pandu 

Lebih gila secara sempurna pula, huahaha....!

"Ha.... ha.....ha..... ha ...oh Oooouuww..!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun