Karena itu maka Raden Sekartanjung pun mulai mempertimbangkan untuk mempergunakan kemampuannya yang lain. Selain ilmu kebalnya, lamat-lamat iapun ingat bahwa dulu Ramanda Balewot pernah membuat dirinya seolah-olah tanpa bobot. Dia dapat berloncatan dengan cepat dan tidak tertahan oleh berat tubuhnya sendiri karena kekuatan lontarnya yang cukup besar tetapi terkendali.
Sekarang ia ingin mempergunakannya untuk mengatasi ilmu lawannya itu. Jika ia dapat mendahului setiap gerak Ki Ajar Talun maka ia tidak akan dapat terkurung oleh putaran prahara yang cepat dan dahsyat itu.
Sejenak kemudian terlihat Raden Sekartanjung mempersiapkan diri. Ketika putaran diluar dirinya itu menjadi semakin sempit sementara sentuhan serangan lawan terasa semakin kuat menghantam dirinya maka tiba-tiba saja Raden Sekartanjung meloncat keluar dari putaran itu. Ia tidak menembus dinding prahara yang akan dapat membenturnya dan melemparkannya kembali kedalam putaran, tetapi ia meloncat dan melayang bagaikan terbang.
Karena Denmas Tanjung mengerti, bahwa betapapun dahsyatnya putaran itu. namun panjang tubuh Ki Ajar Talun dan panjang jarak jangkaunya tidak akan dapat menggapainya. Karena itu ketika Raden Sekartanjung kemudian meloncat keluar putaran ilmunya dengan loncatan yang cukup tinggi. Ki Ajar Talun mengumpat dan berupaya agar prahara itu bergeser dengan cepat mengurung anak muda yang baru saja menghentakkan kakinya ke tanah. Tapi begitu putaran itu mengurungnya, lagi-lagi Raden Sekartanjung telah mengulang loncatannya sehingga  keluar dengan cara yang sama.
"Anak gila," geram Ki Ajar Talun.
Bukan main marahnya pendekar tua itu karena Raden Sekartanjung mampu berbuat demikian berulang kali. Bahkan tanpu ancang-ancang pun Adipati Tuban itu dapat meloncat cukup tinggi, sehingga Ki Ajar Talun yang meloncat sambil menggapainya sama sekali tidak dapat menyentuhnya.
Keadaan seperti membuat orang-orang yang bertempur tidak jauh dari mereka menjadi sangat heran. Mereka melihat satu bentuk pertempuran yang sangat aneh.
Dalam pada itu sebenarnya yang dilakukan oleh Raden Sekartanjung itu bukannya sekedar ingin membebaskan diri. Tetapi ia mempunyai rencananya tersendiri.
Raden Sekartanjung berniat untuk menyisih saja dari arena pertempuran, ia ingin bertempur dengan segenap kemampuannya tanpa terganggu oleh hiruk pikuk pertempuran lain. Tetapi ternyata Ki Ajar Talun pun juga ingin berbuat yang sama, Ki Ajar Talun ingin menumpahkan segenap Ilmunya sampai tuntas tanpa mengganggu orang-orang lain di dalam pertempurun itu.
Dengan demikian, maka kedua orang itupun dengan cepat telah bergeser menjauh. Semakin lama semakin jauh. Ki Ajar Talun yang berusaha mendesak Raden Sekartanjung menganggap karena usahanyalah maka Raden Sekartanjung menjauhi kawan-kawannya. Sedang Raden Sekartanjung merasa bahwa ia sudah berhasil memancing lawannya dengan loncatan-loncatan panjangnya.
Sementara itu. orang-orang lain yang sedang berlempur telah menjadi cemas, sebab kedua orang itu bertempur pada jarak yang semakin jauh dengan cara yang semakin aneh pula. Seolah-olah keduanya hanya berloncatan, berlari-larian dan berputaran pula. Tapi lebih aneh lagi, mereka tidak melihat arus prahara yang melingkari Raden Sekartanjung seperti yang semula terjadi.